Bisnis.com, MALANG – Dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Suyatno berhasil mengembangkan ayam kampung baru yang bisa bertelur setiap hari.

Menurut dia, ayam kampung normalnya rata-rata hanya bisa bereproduksi empat kali dalam setahun dengan jumlah produksi telur sebanyak 60 butir. Hal ini dikarenakan ayam kampung pada umumnya mempunyai masa berkembang biak dan istirahat. Sedangkan ayam kampung yang dikembangkannya bisa menghasilkan telur setiap hari tanpa memerlukan pejantan seperti ayam ras. 

“Kami mencoba menyilangkan empat jenis ayam kampung. Ada ayam kampung putih, ayam lurik merah, ayam wag, dan ayam tenger semeru atau ranupane. UMMchick.” Hal itu diungkapkannya pada seminar temuan penelitian disertasi pada Selasa (21/5/2024). 

Ayam super pribumi ini bisa menghasilkan lebih dari 60% HDP (hen day production) atau produksi telur harian, ujarnya. “Jadi 100 ekor ayam bertelur 80 butir, itu 80%. Itu kemungkinan 60%. Ayam kampung normalnya pun tidak sampai 40%, jadi kecil sekali,” jelasnya. 

Untuk menghasilkan ayam kampung super tersebut, ia telah melakukan penelitian yang sangat panjang selama hampir 4 tahun atau sejak tahun 2019. Hasil penelitian ini akan dibagikan kepada masyarakat yang ingin memelihara ayam kampung. 

“Stok terakhir yang saya hasilkan tanpa pejantan sudah bisa berkembang biak. Telurnya masih khas ayam kampung. Masih murni ayam kampung baik bentuk, warna, dan kualitasnya,” tegasnya. 

Meski bisa bertelur setiap hari, namun ayam kampung super ini tetap memiliki siklus produksi. Pada suatu saat seekor ayam berhenti bertelur. 

“Pada ayam ada siklusnya, mulai dari produksi rendah, sedang, tinggi atau maksimal, lalu turun lalu berhenti, bulunya rontok. Kalau di Jawa turun. Lalu produksi lagi, terus berlanjut.” Dia menjelaskan. 

Ia mengklaim jenis ayam super asli yang ia ciptakan masih ada di dunia. Ia berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak orang, khususnya untuk meningkatkan perekonomian peternak ayam kampung dan meningkatkan daya saing ayam kampung.

Prof Asma Hidayati, salah satu penguji disertasi, berharap penelitian Suetno tidak berhenti sampai disitu saja. Sebab, pengembangan bibit ayam kampung baru yang memiliki produktivitas tinggi tentunya sangat dibutuhkan di masa depan. 

“Kalau nanti kita bisa menciptakan spesies yang tingkat produktivitasnya 100% tentu lebih baik. Tentu perlu bagi masyarakat luas juga,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel