Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Presiden AS Donald Trump menjelaskan banyak manfaat kebijakan yang diusulkannya bagi perekonomian AS berupa penerapan tarif universal sebesar 10% pada impor. 

Meski dikatakan sebagai alat untuk menyebabkan stagflasi, situasi di mana inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi rendah, Trump punya alasan kuat. 

“Saya sangat percaya pada tarif karena menurut saya tarif berdampak pada dua hal. Tarif memberi Anda keuntungan ekonomi, tapi juga memberi Anda permainan politik jika negara lepas kendali,” ujarnya, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (22/6/2024). ). ). 

Calon presiden AS dari Partai Republik ini juga mengatakan, kebijakan ini sangat penting untuk menjaga dolar sebagai mata uang cadangan utama dunia. 

Hal ini menunjukkan niatnya untuk menghukum dengan tarif negara-negara yang menolak terhubung dengan dolar. “Dengan tarif, ini memberi Anda kekuatan yang luar biasa,” katanya.

Di sisi lain, mantan Menteri Keuangan Lawrence Summers membantah klaim Trump baru-baru ini bahwa tarif impor akan membawa manfaat ekonomi dan geopolitik bagi AS. 

Intinya, Summers setuju bahwa tarif selektif untuk memerangi dumping impor semacam itu masuk akal, namun menerapkan tarif komprehensif dalam jangka panjang adalah hal yang radikal.

“Jika tarif impor merupakan alat kekuasaan dan intimidasi, saya pikir tarif tersebut harus digunakan secara lebih selektif daripada yang disarankannya,” kata Summers. 

Ia melihat adanya potensi negara-negara lain akan melakukan pembalasan terhadap kebijakan yang diajukan Trump. 

“Ketika Anda melancarkan serangan dan seseorang membalas, segalanya bisa berubah,” tambahnya. 

Pasalnya, setelah Presiden petahana Joe Biden mengumumkan kenaikan tarif impor dari Tiongkok, Negeri Panda melarang perusahaan Amerika melakukan berbagai aktivitas ekspor-impor, termasuk investasi baru. 

Prospek ekonomi

Summers juga ditanyai tentang kondisi ekonomi setelah laporan menunjukkan penurunan dalam pembangunan rumah dan penjualan ritel. 

Dia mengatakan masih menjadi pertanyaan terbuka apakah data ekonomi yang lemah baru-baru ini menandakan dimulainya perlambatan yang lebih dalam.

Summers menduga perekonomian AS saat ini berada dalam periode fluktuasi bulanan, dengan gambaran mendasar seputar pertumbuhan yang stabil.

“Tetapi Anda tidak bisa mengatakan dengan pasti, dan saya tentu setuju bahwa data lebih lambat dibandingkan cepat dalam satu atau dua bulan terakhir,” tutupnya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel