Bisnis.com, Jakarta – Nilai tukar Rupiah ditutup pada level Rp 15.748,5 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (5/11/2024). Pada saat yang sama, terjadi penurunan dolar AS.
Rupee menguat 4 poin atau 0,03% menjadi ditutup pada level 15.748,5 per dolar AS, mengutip Bloomberg. Indeks dolar AS turun 0,08% menjadi 103,80.
Sementara itu, mata uang Asia lainnya berakhir beragam. Yen Jepang melemah 0,13% dan ringgit Malaysia turun 0,49%. Peso Filipina menguat 0,06%, sedangkan won Korea melemah 0,23%.
Berjang Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo, mengatakan banyak pelaku pasar yang mengambil risiko menjelang pemilu presiden AS. Hal ini melemahkan taruhan The Fed untuk menurunkan suku bunga dalam jumlah besar.
“Hal ini akan membuat takut para pedagang dan mempengaruhi dominasi indeks dolar AS,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (5/11/2024).
Pada pertemuan pekan ini, Abraham mengatakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, turun dari 50 basis poin yang dilakukan pada September lalu.
Data terbaru menunjukkan kuatnya perekonomian AS, dengan inflasi yang tetap tinggi dan prospek pemotongan suku bunga di masa depan kemungkinan besar akan diawasi dengan ketat.
Apalagi pemilu presiden AS antara Donald Trump dan Kamala Harris sedang memanas. Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan tujuh negara bagian kemungkinan akan mengadakan pemungutan suara pada hari Selasa.
Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 4,95% year-on-year pada kuartal III tahun 2024. Pada triwulan III tahun 2024, produk domestik bruto atau PDB Indonesia mencapai 5.638,9 triliun. Sementara PDB atas dasar harga konstan mencapai 3.279,6 triliun.
Untuk perdagangan Rabu (5/11/2024) besok, Ibrahim memperkirakan rupiah tidak berubah dan ditutup menguat di Rp 15.560 ke Rp 15.750.
————————–
Disclaimer: Berita ini bukan merupakan bujukan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.
Lihat Google Berita dan berita serta artikel lainnya di Google Channel