Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat di Rp 15.654,5 pada Selasa (10/08/2024). Pada saat yang sama, sebagian besar mata uang Asia dan dolar AS juga melemah. 

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 32 poin atau 0,20% menjadi Rp15.654,5 per dolar AS pada penutupan pasar. Sedangkan indeks dolar AS melemah 0,23% menjadi 102,30.

Sementara itu, mata uang lainnya di Asia ditutup bervariasi. Misalnya saja Won Korea yang melemah 0,26% dan Yuan Tiongkok yang melemah 0,42%. Sementara ringgit Malaysia menguat 0,02%, yen Jepang menguat 0,38%, dan rupee India menguat 0,02%. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Aswaibi mengatakan investor kini mencermati prospek suku bunga AS setelah laporan pekerjaan yang kuat pada minggu lalu mengurangi harapan penurunan suku bunga lebih lanjut.

“Pedagang telah mengubah ekspektasi mereka secara dramatis terhadap pelonggaran moneter dari The Fed tahun ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (10/08/2024). 

Menurut CME FedWatch, pasar memperkirakan penurunan suku bunga pada bulan November dan memiliki peluang 86% untuk penurunan 25 basis poin. Sementara itu, diperkirakan akan dipangkas sebesar 50 basis poin pada bulan Desember mendatang. 

Dari dalam negeri, Bank Dunia menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 dan 2025 masing-masing mencapai 5% dan 5,1%. Sedangkan perkiraan sebelumnya sebesar 4,9% pada tahun 2024 dan 5% pada tahun 2025. 

Dalam Laporan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik 2024 edisi Oktober, Bank Dunia melihat kawasan Asia Timur dan Pasifik terus tumbuh lebih cepat dibandingkan kawasan lain di dunia, meski lebih lambat dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. 

Wakil presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela W. Ferro, mengatakan proyeksi pertumbuhan keseluruhan di kawasan ini adalah 4,8 persen pada tahun 2024 dan akan melambat menjadi 4,4 persen pada tahun 2025. 

Meskipun secara umum diperkirakan terjadi perlambatan, Bank Dunia menekankan bahwa Indonesia akan terus tumbuh, didukung oleh peningkatan konsumsi domestik, pemulihan ekspor barang dagangan, dan pemulihan sektor pariwisata. 

Di antara negara-negara besar, hanya Indonesia yang diproyeksikan tumbuh sama atau melampaui tingkat pertumbuhan sebelum pandemi pada tahun 2024 dan 2025. 

Perkiraan Bank Dunia untuk Indonesia juga mendekati ekspektasi pertumbuhan pemerintah sebesar 5,2 persen pada tahun 2024 dan tahun depan. BPS melaporkan perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05% year-on-year dan 5,08% year-on-year. 

Pada perdagangan besok, Rabu (8/10/2024), Ibrahim memperkirakan rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada kisaran Rp 15.640 – Rp 15.740.

 

—————————-

 

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel