Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp 15.268 terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (3/10/2024). Penurunan tersebut dibarengi dengan penurunan mata uang Asia lainnya, sementara greenback tetap kuat.

Rupee turun 62 poin atau 0,41% menjadi Rp 15.268 per dolar AS, menurut Bloomberg. Sementara itu, indeks dolar AS berada di 101,74.

Sementara itu, sebagian besar mata uang lainnya di Asia ditutup melemah. Misalnya, yen Jepang dan won Korea masing-masing turun 0,29% dan 0,46%. Yuan Tiongkok juga melemah 0,11%, rupee India 0,02%, dan ringgit Malaysia 0,85%. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi meyakini rupiah akan berfluktuasi namun ditutup melemah pada kisaran Rp15.250 – Rp15.320 hari ini.

Menurutnya, ada kekhawatiran konflik di Timur Tengah bisa berubah menjadi perang skala penuh setelah Iran meluncurkan rudal balistik ke Israel. Iran diketahui telah menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel pada Selasa (1/10). 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk membayar serangan rudal Iran terhadap Israel, dan mengatakan bahwa setiap pembalasan dari Teheran akan menimbulkan “kehancuran besar”. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perang dapat meluas lebih jauh.

Di sisi lain, fokus pasar saat ini adalah pada data upah pribadi AS. Pelaku pasar juga mewaspadai perselisihan perburuhan di pelabuhan AS, yang telah memicu pemogokan besar-besaran yang menghentikan hampir separuh pengiriman.

Dari dalam negeri, S&P Global menyebutkan PMI manufaktur Indonesia turun menjadi 49,2 pada September 2024. Kondisi manufaktur yang lemah juga dialami China dan Australia yang juga turun hingga atau di bawah level 50.

“Negara-negara Asia Tenggara juga sudah terpuruk. Misalnya, PMI Vietnam turun dari 52 menjadi 47. Tidak hanya Vietnam, sejumlah negara Eropa juga mengalami situasi yang sama, ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (2/10/2024).

Meski demikian, situasi PMI manufaktur Indonesia justru membaik secara signifikan, menunjukkan optimisme para pemangku kepentingan dunia usaha dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA