Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat hingga Rp 15.125 pada perdagangan akhir pekan Jumat (27 September 2024). Penguatan rupiah terjadi di saat nilai dolar juga menguat. 

Rupiah menguat 40 poin atau 0,26 persen menjadi Rp15.125 per dolar AS pada penutupan pasar, mengutip data Bloomberg. Indeks dolar AS pun menguat 0,17% menjadi 100,73. 

Sementara itu, sebagian besar mata uang lainnya di Asia ditutup bervariasi. Misalnya, nilai yen Jepang dan won masing-masing menguat sebesar 1,06% dan 0,11%. Yuan Tiongkok, rupee India, dan baht Thailand masing-masing turun 0,02%, 0,06%, dan 0,10% per dolar. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar mulai mengurangi kerugiannya setelah data menunjukkan klaim pengangguran mingguan di negara tersebut turun 4.000 ke level terendah dalam empat bulan di 218.000. 

Laporan lain menyebutkan laba perusahaan naik lebih dari perkiraan semula pada kuartal kedua dan produk domestik bruto (PDB) naik 3%.

“Meskipun belanja peralatan perusahaan tampak menurun pada kuartal ketiga, namun volume pesanan baru untuk barang-barang yang terutama diproduksi di Amerika Serikat secara tak terduga meningkat pada bulan Agustus,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/9/2024). 

Menurut FedWatch CME Group, pasar memiliki peluang 51,3% untuk melakukan pemotongan setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Fed pada 6-7 November. 

Dalam situasi lain, bank sentral Tiongkok telah menurunkan suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem perbankan. Paket stimulus tersebut bertujuan untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke target sekitar 5% pada tahun ini. 

Pasar domestik bereaksi positif terhadap laporan Kementerian Keuangan mengenai situasi utang pemerintah per Agustus 2024 (Rp 8.461,93 triliun). Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar Rp 40,76 triliun dari Rp 8502,69 triliun. 

“Seiring dengan penurunan utang, rasio utang terhadap PDB juga turun menjadi 38,49% sebelum Presiden Joko Widodo atau Joko Widodo mengundurkan diri, dan sebelumnya masih 38,68%,” kata Ibrahim. 

Pada akhir Agustus 2024, rasio utang mencapai 38,49% PDB sesuai Undang-Undang Nomor 1 tentang Keuangan Negara. 17/2003, angka tersebut selalu berada di bawah batas aman yaitu 60% PDB. 

Pada perdagangan Senin pekan depan (30 September 2024), Ibrahim memperkirakan rupiah akan berfluktuasi namun menguat pada kisaran Rp 15.030 – Rp 15.140.

————-

Disclaimer: Berita ini bukan merupakan rekomendasi untuk membeli atau menjual saham apapun. Keputusan investasi sepenuhnya terserah pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.