Bisnis.com, JAKARTA — PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) memperkuat cengkeramannya pada bisnis batubara dan ESG perusahaannya.

DOID saat ini memiliki empat tambang batu bara antrasit di Pennsylvania, Amerika Serikat (AS). Akuisisi tersebut dilakukan setelah perseroan mengeluarkan dana sebesar US$122,4 juta atau setara Rp 2 triliun (kurs Rp 16.394) untuk mengakuisisi tambang antrasit milik Atlantic Carbon Group Inc. 

Akuisisi ini diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi Delta Sejahtera Dunia.

Direktur Delta Dunia Makmur Dian Sophia Andiyasuri sebelumnya mengatakan pembelian tambang antrasit diharapkan dapat menambah pendapatan DOID. Diperkirakan akan menambah pendapatan sebesar $120 juta hingga $130 juta per tahun dari tahun 2024 hingga 2028.

Delta Dunia McMurray menargetkan pendapatan sebesar $1,57 miliar hingga $1,72 miliar pada tahun 2024. Dari segi operasional, DOID juga menargetkan topload removal sebesar 580 juta bcm hingga 630 juta bcm dan produksi batubara sebesar 75 juta hingga 80 juta ton pada tahun ini.

Selain itu, Delta Dunia Makmur juga mengumumkan telah mendirikan anak perusahaan baru yaitu PT Katalis Investama Mandiri (KIM) yang bergerak di bidang Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola atau ESG.

Dian menjelaskan, pendirian KIM telah disebutkan dalam Undang-Undang tentang Pendirian Perseroan Terbatas No. 55 tanggal 16 Juli 2024 dan telah disetujui pendiriannya oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 17 Juli 2024.

“KIM didirikan sebagai perusahaan subholding untuk mendukung strategi lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG jangka panjang perusahaan,” ujarnya.

Ia menambahkan, saat perusahaan baru berdiri, Delta Dunia Makmur menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 99,6%, dan sisanya 0,4% dipegang oleh Ronald Sutarja.

Sementara itu, pembentukan KIM tidak mempunyai dampak material terhadap kegiatan operasional perusahaan, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha.

Di bursa, pergerakan harga saham DOID terparkir di level Rp 705 pada akhir sesi pertama Senin (22/07/2024). Posisi tersebut meningkat sebesar 92,62% dibandingkan periode berjalan tahun 2024.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel