Bisnis.com, Jakarta – PT Rajawali Nusindo, anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID FOOD alias PKPU, menjamin kelangsungan bisnis dan operasional jika terjadi gagal bayar utang.
Diketahui, Rajawali Nosindo dalam keadaan wanprestasi atau penundaan pembayaran kewajiban (PKPU) berdasarkan putusan Pengadilan Niaga Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 5 Agustus 2024.
Sekretaris Perusahaan Rajavali Nusindo Sofiane Effendi mengatakan selama proses PKPU terus berjalan, Rajavali Nusindo akan tetap menjalankan kegiatan usaha dan operasional perusahaan secara wajar dengan mengedepankan prinsip kepatuhan.
“Kami akan memastikan perusahaan konsisten dalam menetapkan prioritas dan menjaga kepercayaan mitra, direksi, pemangku kepentingan, dan pelanggan, konsisten dengan komitmen manajemen untuk memastikan Nosendo beroperasi sebagaimana mestinya,” demikian bunyi keterangan tertulis tersebut. pada Jumat (09/08/2024).
Rajawali Nusindo diketahui bergerak di bidang distribusi dan perdagangan. Produk yang dijual antara lain barang konsumsi, alat kesehatan, obat-obatan, hasil pertanian, serta alat dan perlengkapan pertanian. Nusindo juga memiliki 43 kantor perwakilan di 38 provinsi.
Menurut Sufyan, atas permasalahan yang dihadapi, pihaknya akan memantau proses penempatan PCPU sementara dalam jangka waktu 45 hari sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut dia, Rajawali Nosendu sebagai debitur melakukan pendekatan kepada kreditur sebagai upaya penyelesaian. Selain itu, perseroan akan bekerja sama dan memastikan operasional bisnis tetap berjalan seperti biasa.
“Kami juga mempunyai komitmen dan niat yang kuat untuk mengambil langkah-langkah kerjasama dengan kreditur untuk menyelesaikan kewajiban perseroan,” ujarnya.
Sebaliknya, berdasarkan laporan keuangan final tahun 2023, induk usaha Rajavali Nusindo, ID FOOD, meraih laba bersih sebesar Rp100,92 miliar, atau membalikkan kerugian sebesar Rp314,59 miliar pada tahun 2022.
Namun angka penjualan ID FOOD terpantau mengalami penurunan. Perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp 15,23 triliun pada tahun 2023, atau disesuaikan 3,49% year-on-year.
Segmen penjualan gula putih menyumbang pencapaian sebesar Rp926,52 miliar, disusul penjualan ayam dan telur sebesar Rp565,27 miliar, serta penjualan kantong manis sebesar Rp40,31 miliar pada tahun 2023.
Selain itu, belanja modal juga mengalami penurunan sebesar 5,58% year-on-year menjadi Rp 13,26 triliun pada tahun lalu. Perolehan tersebut membuat ID FOOD mencatatkan laba kotor sebesar Rp 1,97 triliun atau meningkat 14,40% dibandingkan periode 2022 yang mencapai Rp 1,72 triliun.
Setelah ditambah pendapatan dan beban lain-lain, ID FOOD meraih laba sebelum pajak sebesar Rp 285,84 miliar pada tahun 2023. Pencapaian tersebut membalikkan tren kinerja tahun 2022 yang mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar Rp 260,61 miliar.
__________
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA