Bisnis.com, JAKARTA – PT Dima Investindo selaku pemasok minuman merek Guinness hingga Smirnoff di Indonesia akan mengambil alih 440 juta saham PT Kurniamitra Duta Sentosa Tbk. (KMDS) dari PT Miki Ojisan Indomitra. 

Presiden Dima Investindo Irman mengatakan, pihaknya menandatangani perjanjian jual beli (PPJB) dengan PT Miki Ojisan Indomitra yang merupakan operator KMDS pada 11 September 2024. 

Transaksi tersebut melibatkan penjualan 440 juta saham atau setara dengan 55% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh KMDS. Berdasarkan laporan masing-masing per 31 Agustus 2024, Miki Ojisan memiliki 609,52 juta saham atau setara dengan 76,19% saham perseroan. 

Terkait hal itu, jika rencana pengambilalihan selesai maka akan terjadi pergantian kekuasaan di internal perseroan [KMDS], ujarnya dalam pengumuman informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (12/9/). 2024). 

Irman menjelaskan, akses terhadap pembiayaan, pengembangan usaha, dan pengembangan usaha adalah tentang kesuksesan. Hingga pemberitahuan ini diterbitkan, Dima tidak bertanggung jawab atas saham yang dikeluarkan KMDS. 

Ia juga mengatakan, pelaksanaan rencana penjualan tersebut akan dilakukan setelah para pihak memenuhi syarat awal dan persyaratan PPJB. 

“Dalam melaksanakan renstra tersebut, Gubernur baru [Dima] akan mengetahui dan melaksanakan peraturan perundang-undangan terkait, termasuk POJK Nomor 9 Tahun 2018,” tutupnya. 

Selain itu, jika rencana penjualan tersebut terlaksana, Irman mengatakan Dima akan memberikan penawaran yang memuaskan sesuai ketentuan POJK No. 9/2018. 

Dima Group merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1953 dengan fokus menyediakan merek-merek premium. Perusahaan ini mengelola pasar, distribusi, impor, pendistribusian dan penjualan beberapa merek internasional, antara lain Diageo, Pokka Sapporo, Societe Jacques Bollinger dan Montes. 

Dari lantai dasar, kabar akuisisi tersebut membuat saham KMDS melonjak 25% ke level Rp 565 per saham. membeli hasil perdagangan hari ini. Saham ini menunjukkan kenaikan year-to-date (YtD) sebesar 33,25% dan meningkat 19,20% selama 3 bulan terakhir.

Penafian: Buletin ini tidak dimaksudkan untuk mendorong penjualan atau pembelian saham. Penilaian nilai ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan dari keputusan investasi pembaca.

Temukan berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel