Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan asuransi Fuse menyebut peluang insurtech di Indonesia masih besar meski pangsanya di industri asuransi masih kecil.
Kepala Humas Fuse, Nikky Sirait mengatakan, masih banyak potensi insurtech di Indonesia, terutama untuk meningkatkan akses dan pengetahuan asuransi bagi masyarakat. Meski data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menunjukkan pangsa penyaluran uang dari digital pada semester I-2024 hanya mencapai 0,8%, namun turun menjadi 2,3% pada Juni 2023.
Namun, kata Nikky, hal tersebut bukan pertanda ketidakmampuan.
“Ini bukan tanda perlawanan, tapi hanya bagian dari proses adaptasi industri terhadap teknologi,” kata Nikky kepada Bisnis, Senin (28/10/2024).
Nikky terus berharap dengan memanfaatkan teknologi yang terus berkembang, insurtech akan semakin berperan aktif dalam ekosistem asuransi sosial.
“Kami sangat positif bahwa dengan memanfaatkan teknologi yang terus berkembang, insurtech akan mampu memperkuat perannya dalam ekosistem asuransi sosial,” ujarnya.
Nikky mengatakan Fuse selalu memiliki misi untuk membuat asuransi lebih mudah diakses melalui platform digital, menawarkan solusi sederhana dan hemat biaya kepada konsumen. Nikky menjelaskan Fuse meningkatkan sistem digital, proses dan saluran distribusi serta membangun kepercayaan pelanggan terhadap ekosistem asuransi.
“Literasi mata uang digital memegang peranan penting. Kami juga percaya bahwa mitra atau pengguna Fuse Pro mempunyai peran yang besar dalam mengedukasi pelanggan, karena kami memiliki lebih dari 100.000 pengguna Fuse Pro di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, Nikky menekankan pentingnya bekerja sama dengan berbagai mitra strategis untuk menjangkau konsumen akhir di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen Fuse dalam membangun jaringan yang lebih luas dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk asuransi.
Dari sisi finansial, Nikky melihat insurtech sebagai area di mana investor dapat terus berinvestasi karena peluang pertumbuhan masih terbuka. Fuse juga berkomitmen untuk terus memperkuat prinsip bisnisnya agar tetap relevan di mata konsumen.
“Kami menilai insurtech masih dipandang sebagai area modal ventura yang potensial,” ujarnya.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel