Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) telah memberikan suara terkait kerja sama bisnis dengan organisasi keagamaan Muhammadiyah, kemungkinan untuk bersama-sama menguasai saham BTN Syariah.
Namun Presiden Direktur dan Direktur BTN Nixon L.P. Napitupulu menegaskan, proses ini masih dalam tahap awal.
Ia menjelaskan saat ini sedang dalam tahap penelitian dan kedua belah pihak memahami potensi dan kebutuhan untuk pertumbuhan bersama.
“Nah, berapa harganya, apa syaratnya, segala macamnya belum dibicarakan sama sekali dengan Muhammad,” ujarnya dalam keterangan publik, Selasa (27 Agustus 2024).
Nixon menjelaskan alasan BTN bermitra dengan Muhammadiyah adalah besarnya potensi BTN dalam transaksi syariah, mengingat luasnya jaringan Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Jadi menurut saya banyak potensi bisnis yang bisa dikembangkan, tidak hanya organisasi keagamaan saja,” ujarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah memiliki jaringan sekolah, rumah sakit, dan lembaga pendidikan yang luas di seluruh Indonesia, dengan omset triliunan rupiah. Ini memberikan potensi bisnis yang sangat besar, ujarnya.
Nixon juga menyebutkan banyak warga Muhammadiyah, seperti guru, dosen, dan pekerja rumah sakit, yang mungkin membutuhkan fasilitas seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
“Ini pinjaman untuk semua orang, mereka membutuhkan rumah. Ya, itu punya banyak potensi,” katanya.
Selain itu, Muhammadiyah selama ini juga telah menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan BTN Syariah yang mencakup berbagai kegiatan seperti transaksi keuangan dan penempatan dana.
Hasilnya, kerja sama selama ini semakin memudahkan proses komunikasi dan negosiasi kedua belah pihak, kata Nixon.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BTN Nofri Roni Potera mengatakan dari sisi pemegang saham, pihaknya terbuka bagi mitra untuk berkolaborasi secara strategis.
“Orang dalam memang melihat dua aspek. Dia melihat jelas kinerja UUS sangat bagus, dan potensinya sangat besar.”
Selain mengevaluasi kinerja BTN Syariah, perseroan juga mengkaji kontribusi apa saja yang dapat diberikan mitra untuk mengembangkan dan mengembangkan potensi bisnis BTN Syariah.
Pasalnya, kerja sama ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi BTN Syariah tapi juga Bank BTN secara keseluruhan, kata Nofri.
Hal ini juga diperkuat dengan BTN. “Jadi jika Bank Syariah BTN tumbuh dengan baik pasti akan berdampak positif terhadap kinerja BTN secara keseluruhan,” ujarnya.
Diketahui, sejumlah pengamat menyambut baik rencana Muhammadiyah untuk turut serta dalam pengendalian bersama ekspansi BTN Syariah. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas dan kinerja BTN Syariah, namun juga akan memberikan dampak yang signifikan terhadap industri keuangan syariah.
Melalui kerja sama ini, BTN Syariah akan mendapatkan akses sumber daya dan kapasitas keuangan yang lebih sebanding dalam ekosistem bisnis amal Muhammadiyah. Sementara itu, Muhammadiyah mempunyai peluang besar untuk kembali terjun ke perbankan syariah dan melanjutkan visi besarnya untuk memajukan dan memperkuat perekonomian umat.
Namun, Sutan Emir Hidayat, Direktur Komite Nasional Keuangan Ekonomi Syariah (KNKES), mengatakan hanya Muhammadiyah dan BTN yang mengetahui nyata atau tidaknya kemitraan strategis tersebut.
“Anda bisa menjadi mitra yang kuat bagi BSI (BRS) untuk bersama-sama memajukan ekonomi syariah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (27 Agustus 2024).
Emir menjelaskan salah satu tantangan yang dihadapi industri keuangan syariah saat ini adalah permodalan dan kapasitas keuangan. Hal ini membutuhkan banyak pemain baru dengan aset yang sangat besar untuk mempercepat pertumbuhan industri.
“Kami setuju dengan pedoman OJK tentang industri keuangan syariah yang sehat dan kuat untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan, harus terus bermunculan pemain-pemain baru dalam skala yang lebih besar.” Relevan,” ujarnya.
Dengan munculnya pemain-pemain baru yang memiliki aset besar, kesenjangan antara industri keuangan konvensional dan syariah dapat semakin berkurang.
Menurut Emir, konsolidasi ini positif karena akan menciptakan bank kaya modal dengan fundamental yang kuat untuk mendukung pertumbuhan sektor perbankan syariah.
Sementara itu, Direktur Segara Research Institute Peter Abdullah menjelaskan kepemilikan saham penting karena terkait dengan hak dan komposisi dewan direksi dan komisaris.
Bagi Peter, sebagai organisasi kemasyarakatan, Muhammadiyah mempunyai keinginan kuat untuk mengirimkan kadernya ke jajaran pengurus bank guna mewujudkan visi besar para pendirinya serta menjamin kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi berlandaskan prinsip syariah.
“Dulu mereka belajar bahwa sulit mencapai mimpi besar tanpa banyak pemegang saham yang bermitra dengan bank syariah,” ujarnya.
Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan The Watch Channel