Bisnis.com, JAKARTA – Semuel A. Pangerapan mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Direktur Jenderal (Dirjen) Aptika Kementerian Perhubungan dan Penerangan. (Kemenkominfo) akibat pelanggaran yang terjadi di Pusat Informasi Sementara (PDNS) dalam 13 hari.

Semuel mengumumkan pengunduran dirinya berlaku segera pada Kamis (7/4/2024).

“Saya mencatat bahwa mulai 1 Juli, saya telah mengajukan penawaran lisan.” Dan saya mengirim surat ke Menteri Perhubungan kemarin. Terima kasih atas kerjasamanya selama ini,” kata Semuel kepada grup media.

Dijelaskannya, alasan dirinya mengundurkan diri awalnya karena insiden peretasan PDNS. Dia bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

“Secara teknis, ini adalah tanggung jawab saya sebagai manajer. Saya bertanggung jawab atas hal ini, saya harus menanganinya dengan baik,” kata Semuel.

Kelompok peretas Brain Cipher sebelumnya memenuhi janjinya dengan memberikan kunci Pusat Data Sementara (PDNS) kepada pemerintah Indonesia secara gratis.

Kunci itu didapat setelah pemerintah gagal membuka kunci PDNS yang telah disandera lebih dari 13 hari. Kuncinya memungkinkan data terenkripsi dibuka kembali.

Brain Cipher mengumumkan penyediaan kunci melalui browser darknet khusus pada Rabu (7/3/2024) Brain Cipher menyediakan link download decryptor (kunci) untuk membuka kunci PDN yang terkunci.

“Ini pertama dan terakhir kalinya korban mendapatkan kunci gratis,” tulis Brain Cipher.

Adapun alasan keluarnya kunci gratis yang membuat banyak orang bertanya-tanya, Brain Cipher menjelaskan, hal itu karena negosiasi antara Brain Cipher dan pemerintah Indonesia menemui jalan buntu.

Brain Cipher menunggu verifikasi pihak ketiga untuk memastikan bahwa kunci yang diberikan valid dan data dapat dipulihkan.

Sementara itu, pemerintah belum memberikan informasi apa pun. tentang ini

“Setelah itu, datanya akan kami hapus secara permanen,” tulisnya.

Brain Cipher juga mengungkapkan bahwa motivasi peretasan tersebut adalah untuk membuktikan bahwa keamanan PDN yang mengumpulkan ratusan data dari instansi dan organisasi pemerintah sangat lemah dan mudah untuk diretas.

Brain Cipher mengklaim hanya membutuhkan waktu singkat untuk menyusup dan mengunci data terenkripsi di dalamnya.

“Kami hanya memerlukan sedikit waktu untuk mendekripsi ribuan terabyte data terenkripsi,” tulisnya.

Sedangkan menurut informasi yang beredar, ada dua ransomware yang digunakan Brain Cipher untuk mengunci data PDN, pertama Lockbit untuk Windows, kedua Babuk atau software untuk menjalankan mesin virtual di server ESXI.

Penting untuk memverifikasi pintu belakang decoder yang diperoleh dari Brain Cipher.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.