Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Kripto PT Bursa Komoditi Nusantara (CFX) menyatakan platform jual beli aset kripto Indodax tidak terdaftar menjadi anggota karena tidak memenuhi persyaratan. Sementara itu, Indodax baru-baru ini diduga melakukan penipuan sehingga menghasilkan penjualan mendadak senilai Rp 221 miliar. 

Presiden CFX Subani mengatakan kejadian Indodax mengingatkan kita akan pentingnya penguatan keamanan jaringan. Untuk itu, CFX berkomitmen membantu Indodax memenuhi standar keamanan yang ditetapkan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) di bawah Kementerian Perdagangan.

Kejadian ini mengingatkan kita semua bahwa kewaspadaan dalam mengelola risiko keamanan siber sangatlah penting, kata Subani seperti dikutip Antara, Selasa (17/09/2024).

Subani menegaskan, Indodax tidak terdaftar menjadi anggota bursa CFX karena belum memenuhi persyaratan, meski ia meyakini penerapan standar keamanan yang ketat di industri kripto penting untuk melindungi pengguna dan menjaga integritas lingkungan aset. .

“Keselamatan adalah hal terpenting dalam industri ini. Kami juga akan menyempurnakan dan memperkuat persyaratan dan prosedur anggota bursa, serta berkoordinasi dengan SRO terkait penitipan aset klien,” ujarnya.

Ia mengatakan dengan komitmen untuk terus memantau penyelidikan yang sedang berlangsung atas kejadian tersebut dan siap memberikan bantuan kepada Indodax, pihaknya berharap platform lokal tersebut dapat bergabung menjadi anggota resmi CFX.

Menurutnya, langkah ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto, tetapi juga mendorong pertumbuhan berkelanjutan di sektor tersebut.

“CFX akan terus berperan aktif dalam upaya tersebut, mendukung seluruh inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan standar keselamatan di industri,” ujarnya.

Sementara itu, Indodax mengungkap alasan mengapa layanan tersebut tidak tersedia sejak 9/11 setelah tim keamanan pertama kali mendeteksi tanda-tanda aktivitas ilegal dan insiden keamanan di server Indodax yang menyebabkan kerugian ratusan miliar rupee.

Mereka menemukan adanya perampokan yang dilakukan oleh penjahat dari Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK), yang juga dikenal sebagai Korea Utara.

Berdasarkan analisis salah satu lembaga keamanan kripto terkemuka di dunia yang saat ini membantu kami, terindikasi serangan ini ada kaitannya dengan DPRK [Korea Utara], kata CEO Indodax Oscar Dharmavan dalam keterangan resmi. , Sabtu.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA