Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan ada tujuh entitas yang berminat mengkaji data Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di Nusa Tenggara Timur, Ngada, dan Nage.
Eniya Listiani Dewi, Direktur Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, mengatakan minat mengkaji data tersebut menjadi pertanda positif terhadap tender yang kini dibuka kembali untuk WKP Nage.
“Hal ini memberikan sinyal kepercayaan positif dari beberapa perusahaan yang sudah menyatakan minat dan akan mengajukan penawaran ke WKP Nage,” kata Enia saat dihubungi, Minggu (19 Mei 2024).
Eniya mengatakan WKP Nage dinilai menarik bagi investor pembangunan karena harga listrik panas bumi di wilayah NTT relatif kompetitif.
Enya juga menambahkan, dalam lelang kali ini, rencana pengembangan kapasitas WKP Nage ditingkatkan menjadi 40 MW berdasarkan perkiraan cadangan sebesar 46 MW hasil pengukuran dan analisis geosains Survei Geologi.
Semula, peningkatan kapasitas pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi ditetapkan sebesar 20 MW.
Ia juga mengatakan, WKP Nage ditinjau oleh konsultan independen dengan menggunakan data pengukuran dan sampel batuan hasil pengeboran Survei Geologi.
Temuan ini memperkuat penelitian geosains, termasuk rekomendasi yang harus diterapkan oleh pemegang izin panas bumi (IPB) WKP Nigeria di masa depan.
“Jadi menambahkan data dari survei geosains, pengeboran terarah, pembangkit listrik, dan teknologi saluran pipa dapat membantu mengurangi kekhawatiran mengenai risiko asam dan permeabilitas,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian ESDM kembali melelang WKP Nage dengan luas sewa 10.410 hektare (Ha). Jika dicermati, seluas 2.083,85ha merupakan hutan produksi, 825,78ha merupakan hutan produksi yang dapat dialihkan, dan sisanya sekitar 7.500,37ha merupakan areal pemanfaatan lain.
Perkiraan cadangan WKP Nage sebesar 46 MWe, dengan perkiraan suhu reservoir 284 derajat Celcius. Sedangkan perencanaan model bisnis berupa proyek hulu dan hilir atau keseluruhan proyek.
Lelang ini akan dilanjutkan pada tanggal 30 April 2024 dan berlangsung hingga tanggal 31 Mei 2024. Dahulu PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) memutuskan menarik penawaran WKP Nage periode lelang sebelumnya hingga akhir Desember 2022.
Saat itu, PGEO beralasan bahwa lapangan WKP Nage hasil pengeboran pemerintah masih berisiko dan keekonomian lapangan tersebut belum menarik bagi perusahaan.
“Ada beberapa faktor risiko dan keekonomian yang menjadi pertimbangan perusahaan untuk tidak melaksanakan usulan tersebut,” kata Sekretaris Perusahaan PGE Kitty Andhora kepada Bisnis, Selasa (17/10/2023).
Lapangan panas bumi yang dilelang bersamaan dengan WKP Way Ratai pada 21 Desember 2022 hingga 20 Januari 2023 ini merupakan hasil program pengeboran pemerintah Survei Geologi Kementerian ESDM pada tahun 2021.
Sedangkan pemboran pemerintah merupakan program pemboran panas bumi yang pertama kali dilakukan pemerintah untuk meminimalkan risiko eksplorasi yang dihadapi pengembang.
Dalam kasus WKP Nage, pemerintah awalnya menargetkan penerbitan izin panas bumi (IPB) pada semester kedua tahun lalu.
Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.