Bisnis.com, JAKARTA – Temu, situs belanja murah nan ceria asal China, resmi masuk ke Vietnam dan Brunei setelah dilarang masuk ke Indonesia.
Namun, seperti dilaporkan Reuters, peluncurannya di Vietnam terasa terburu-buru, karena situs web Temu di negara tersebut hanya tersedia dalam bahasa Inggris.
Temu juga hanya menerima pembayaran melalui kartu kredit dan Google Pay, serta belum menerima pembayaran melalui dompet digital lokal.
Dengan platform yang memasuki Vietnam, pengiriman ke Vietnam akan memakan waktu empat hingga tujuh hari, lebih cepat dari lima hingga 20 hari untuk pengiriman ke Malaysia atau Filipina, kata Temu.
Saat ini, situs TEMU Brunei tersedia dalam bahasa Inggris dan bahasa resmi Melayu.
Vietnam adalah salah satu pasar e-commerce dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, dengan nilai barang dagangan bruto tumbuh 53% year-on-year (YoY) pada tahun lalu. Saat ini, Brunei mempunyai salah satu standar hidup tertinggi di dunia.
Langkah ekspansi ke dua negara Asia Tenggara ini terjadi setelah perusahaan tersebut dilarang beroperasi di Indonesia awal bulan ini.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan pada 1 Oktober bahwa larangan tersebut diberlakukan untuk melindungi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dari gangguan.
Indonesia meminta Google dan Apple untuk memblokir Temu dari aplikasi mereka di Indonesia, sehingga tidak mungkin untuk diunduh.
Berdasarkan laporan dari Google, Temasek Holdings dan Bain & Co. , Industri e-commerce Indonesia sendiri diperkirakan akan tumbuh dari $62 miliar pada tahun 2023 menjadi $160 miliar pada tahun 2030.
Temu adalah platform e-commerce yang berkantor pusat di Boston, Massachusetts, AS yang menawarkan berbagai produk dengan harga diskon besar-besaran. Perusahaan ini dimiliki oleh raksasa e-commerce Tiongkok PDD Holdings dan kini beroperasi di lebih dari 80 negara dan wilayah.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel