Bisnis.com, Jakarta – PT Indofarma Tbk sedang menghadapi penipuan. (INAF) Perusahaan farmasi pelat merah ini mengalami kerugian sebesar Rp 721 miliar pada tahun 2023. Kerugian tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp 457,62 miliar. 

Berdasarkan laporan tahunan Indofarma, Kamis (4/7/2024), kerugian tahun ini dibarengi dengan kinerja penjualan penuh yang turun 46,59% year-on-year dari Rp980,37 miliar menjadi Rp523,59 miliar pada 2023 tahun ini.

Dari sisi kinerja, volume produksi obat Indofarma mencapai 457,99 juta unit atau meningkat 0,5% year on year (YoY) dari tahun 2022 yakni sebanyak 455,70 juta unit. Sementara produksi alat kesehatan turun menjadi 57 unit dari tahun lalu 90.350 unit.

Pada tahun 2023, Indofarma membukukan total aset sebesar Rp759,82 miliar atau berkurang 48,71% dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan total ekuitas mencapai minus Rp804,15 miliar, sedangkan total liabilitas mencapai Rp1,56 triliun atau tumbuh year-on-year sebesar 5,12%.

Melalui laporan tersebut, Direktur Utama Indofarma Eliandrian mengatakan penurunan total angka penjualan disebabkan rendahnya permodalan perseroan.

Ia mengatakan, rendahnya modal menjadi tantangan mendasar yang membayangi kinerja perseroan dalam satu tahun terakhir. Akibatnya kegiatan operasional dari sisi produksi tidak terlaksana dengan baik.

“Hal ini terjadi karena adanya akumulasi permasalahan keuangan yang dampaknya akan terlihat mulai tahun 2023. Salah satunya adalah permasalahan kredit macet yang berdampak nyata pada buruknya peredaran uang,” ujarnya.

Permasalahan penerimaan tersebut, lanjutnya, membuat Indofarma kesulitan memenuhi berbagai komitmen operasional untuk memenuhi target penjualan.

Permasalahan piutang tak tertagih berasal dari anak perusahaan yaitu PT Indofarma Global Medika atau IGM. Laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebut IGM terlibat aktivitas penipuan.

Kegiatan penipuan antara lain penipuan transaksi, penyetoran atas nama pribadi, pinjaman online atau penipuan, hingga penghias rekening keuangan atau etalase.

Dalam rapat dengar pendapat DPR RI, Rabu (19/6/2024), Eliandrian menyebut ada lima orang yang terlibat dalam penipuan IGM. Kelima orang ini juga disebut-sebut mempunyai kekuatan yang besar. 

“Menurut informasi yang kami baca, hanya lima orang yang terlibat dalam penipuan ini dan orang-orang itu kini sudah tiada.” Kami yakin apa yang tersedia di Indofarma saat ini bebas dari penipuan. “Jadi penipuan ini dilakukan hanya dalam satu siklus, dan sayangnya dilakukan oleh banyak pihak yang berwenang,” ujarnya.

Eliandrian pun membeberkan kebenaran sistem simpan pinjam Koperasi Simpan Pinjam Nusantara. Hal ini mengakibatkan IGM mengalami kerugian sebesar Rp 35,07 miliar.

“Memang benar yang terjadi di rekening itu adalah titipan atas nama pribadi dan akhirnya digunakan untuk menjaminkan orang itu pinjaman dan akhirnya pinjaman itu ditunda, makanya titipan itu diberikan. “Itu terjadi dua kali,” tutupnya.

Saat ditanya siapa nama orang tersebut, Eliandrini mengaku belum bisa menjelaskan secara detail, karena kasusnya sudah masuk ke ranah penegakan hukum.

__________

Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel