Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian besar sentimen negatif seputar harga Bitcoin (BTC) yang turun menjadi sekitar US$ 61.000 pada minggu ini berasal dari saham yang dijual oleh investor dan penambang besar, yang mencerminkan pentingnya analisis pada rantai sebagai titik tumpu. investor.
Sebagai perbandingan, BTC stabil di kisaran US$69.000 pada awal Juni 2024 karena adanya sentimen positif seputar pemulihan perekonomian Amerika Serikat (AS), pertanda bahwa era suku bunga tinggi oleh The Fed dan berbagai ‘surga penyelamat’ lainnya. . instrumen status akan segera lenyap.
Selain itu, perasaan positif berdasarkan kondisi nyata lainnya, misalnya kemunculan produk investasi cryptographic exchange-traded funds (ETF) di Amerika Serikat, juga menyebabkan BTC meroket, menandai babak baru dalam adopsi aset digital. di sana. industri keuangan konvensional.
Namun nyatanya, harga BTC merugi karena adanya sentimen berbagai pihak terhadap transaksi jual. Mulai dari penambang, investor jangka panjang yang mulai menghasilkan keuntungan, di negara-negara seperti Jerman sebagai salah satu negara penting pemegang BTC.
Analis data Bitcoin populer dan salah satu pendiri dan CEO CryptoQuant Ki Young Ju menjelaskan bahwa harga BTC saat ini akan cenderung stagnan ketika memasuki era aktivitas banjir dalam rantai seperti tahun 2020.
“Mirip dengan pertengahan tahun 2020. Saat ini, Bitcoin hanya bergerak turun di kisaran US$10.000 selama 6 bulan dengan aktivitas yang besar di rantainya,” jelasnya dalam analisis yang diposting di media sosial resminya, Senin (24/06/2024). ).
Menurut Ki, perasaan untung investor masih ada, namun mereka masih menunjukkan keyakinan optimis ke depan, sehingga BTC secara umum berada dalam tren positif.
Sementara itu, tekanan jual pada para penambang Bitcoin merupakan efek berkurangnya pendapatan pasca peristiwa halving Bitcoin beberapa waktu lalu, yang diikuti dengan kecenderungan penurunan biaya transaksi, serta tingginya hash rate yang terus berlanjut di jaringan membuat biaya operasional listrik bagi para penambang Bitcoin semakin meningkat. proses blockchain. blok yang cukup mahal.
Sedangkan penjualan yang dilakukan pemerintah Jerman disekitarnya bukan terkait dengan fenomena fundamental, melainkan pencairan dana dari salah satu aset hasil penyitaan BTC dari sindikat kejahatan pembajak film.
FYI, dompet bernama Kantor Polisi Kriminal Federal Jerman (BKA) saat ini menyimpan 43,359 BTC atau setara 2,8 miliar USD setelah melakukan beberapa transaksi jual pada pertengahan bulan ini.
“Jerman menjadi sorotan [investor] karena saat ini merupakan negara pemilik bitcoin terbesar ke-4 di dunia, setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan Inggris,” tambahnya.
Lembaga pendidikan kripto, Pintu Academy, menekankan bahwa fenomena jatuhnya harga BTC akibat kuatnya sentimen aktivitas pada rantai dalam beberapa minggu terakhir adalah bukti bahwa menguasai analisis on-chain penting bagi setiap investor kripto.
“Bitcoin menarik perhatian para investor, salah satunya terkait dengan transparansinya, yaitu siapa pun dapat memantau atau menganalisis pergerakan aktivitas Bitcoin. Keunggulan ini tentunya dapat membantu investor menentukan strategi investasinya melalui hal yang disebut analisis rantai,” tim menulis. Seorang pelukis di akademi.
Sedangkan on-chain analysis merupakan metode membaca informasi transaksi dari ledger atau buku besar aset kripto. Hal ini membantu memisahkan nilai spekulatif dari nilai utilitas aset kripto. Data seperti adopsi pengguna, aktivitas penambang, dan biaya fundamental saat ini dapat diperiksa melalui analisis ini.
Terakhir, analisis on-chain dapat memberikan gambaran lebih dalam tentang dinamika pasar kripto. Misalnya, jumlah alamat aktif dan jumlah transaksi dapat mengindikasikan potensi kenaikan harga.
Selain itu, ukuran-ukuran seperti laba yang belum direalisasi dan kerugian yang belum direalisasi, nilai pasar dan nilai realisasi (MVRV), kelipatan Puell, dan risiko cadangan akan menjadi sangat jelas jika Anda memperhatikan analisis ini dengan cermat.
“Setidaknya ada tiga keuntungan menggunakan analitik pada rantai. Pertama, tentu saja mengikuti pasar untuk memahami pasokan dan permintaan,” imbuhnya.
Keunggulan lainnya adalah memprediksi perubahan harga aset kripto berdasarkan data tersembunyi. Ketiga, mengambil keputusan untuk mengefektifkan keputusan perdagangan dengan informasi yang lebih komprehensif.
————–
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
“Untuk melakukan analisis on-chain, pedagang biasanya menggunakan portal berbayar seperti Glassnode atau Messari. Data buku besar aset kripto memberikan informasi transparan yang dapat digunakan untuk analisis mendalam,” tutup Pintu Academy.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA