Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali melemah hingga Rp 15.600 per dolar AS di tengah gelombang demonstrasi “Deklarasi Darurat” di berbagai tempat dan wilayah Tanah Air.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 107 poin atau turun 0,68% menjadi Rp 15.607 per dolar AS pada hari ini, Kamis (22/8/2024) hingga pukul 13.00 WIB.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,182 poin menjadi 101,221.
Hal ini menyusul pelemahan rupiah pada pembukaan hari ini sebesar 0,27% atau 42 poin menjadi Rp15.541 per dolar AS.
Pada level tersebut, rupee dalam sebulan terakhir menguat 3,92%, namun lebih rendah 1,33% dibandingkan situasi di akhir tahun 2023.
Brendan McKenna, ekonom dan ahli strategi emerging market di Wells Fargo di New York, mengatakan faktor sentimen politik mempengaruhi pelemahan rupee dalam jangka pendek. Menurut dia, demonstrasi massal serupa juga terjadi di Sri Lanka dan Bangladesh.
Namun pergerakan Rupiah dan produk obligasi Indonesia, menurut McKenna, akan berasal dari potensi penurunan suku bunga The Fed dan sinyal kebijakan fiskal yang lebih jelas dari pemerintahan berikutnya.
Kombinasi tersebut menjadi sentimen yang mendukung pergerakan rupiah dan mempengaruhi aliran modal pada obligasi pemerintah Indonesia, ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Kamis (22/8/2024).
Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah akan bergejolak pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, berbagai elemen masyarakat seperti buruh, mahasiswa, dan aktivis turun ke jalan untuk mendemonstrasikan “Deklarasi Darurat” untuk “Mempertahankan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang Pilkada Serentak.
Aksi demonstrasi hari ini akan dipusatkan di tiga tempat, yakni di depan Gedung DPR RI dan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK). Selain itu, ada juga aksi Kamisan yang digelar di depan Istana Kepresidenan, Jakarta.
“Untuk perdagangan hari ini rupiah akan berfluktuasi, namun ditutup menguat pada kisaran Rp15.440-Rp15.550 per dolar AS,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/8/2024).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel