Business.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi indeks harga konsumen (IHK) Agustus 2024 terus mengalami penurunan selama empat bulan terakhir akibat penurunan selama empat bulan berturut-turut.

Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Imartini mengatakan deflasi akan terjadi pada Agustus 2024 sebesar 0,03% secara bulanan atau year-on-month (MtM). Penurunan yang terjadi seiring dengan turunnya IHK dari 106,09 pada Juli 2024 menjadi 106,06 pada Agustus 2024. 

“Inflasi Agustus 2024 lebih rendah dibandingkan Juli 2024 dan penurunan keempat pada 2024,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (2/9/2024).

Dibandingkan dengan penurunan pada Juli 2024, tercatat penurunan terdalam mencapai 0,18% (MtM). 

Fenomena penurunan yang terus menerus bukanlah hal yang baru. Menurut Pudji, situasi serupa juga terjadi pasca krisis keuangan Asia, sehingga Indonesia mengalami resesi selama 7 bulan berturut-turut pada Maret hingga September 1999.

Terakhir, terjadi deflasi selama 3 bulan berturut-turut antara Juli hingga September 2020 akibat menurunnya daya beli pada awal pandemi Covid-19. Beberapa kelompok komoditas mengalami inflasi, khususnya kelompok makanan dan minuman.

Sementara pada Agustus 2024, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok pengeluaran dengan penyumbang penurunan bulanan terbesar, masing-masing menyumbang 0,52% dan 0,15%. 

Telur ayam ras, daging ayam ras, tomat dan produk telur ayam ras menjadi kontributor utama pada tahun 2024 dengan kontribusi penurunan masing-masing sebesar 0,08%, 0,03%, 0,03% dan 0,02% secara bulanan pada tahun 2024. 

Menurut Pudgy, musim gugur akan terjadi pada Agustus 2024 setiap tahunnya. Secara historis, ayam petelur dan ayam ras mengalami penurunan setiap bulan Agustus selama 3 periode terakhir. 

BPS melaporkan penurunan bawang merah, daging ayam ras, dan telur sejak Juni 2024. Sedangkan penurunan harga tomat tercatat sejak Mei 2024.

Namun BPS mencatat ada beberapa kelompok barang yang memberikan sumbangan inflasi, antara lain bensin dan cabai merah dengan sumbangan inflasi masing-masing sebesar 0,03%. 

Kemudian, kopi bubuk dan emas perhiasan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,02%. Selain itu, beras, Sigaret Mesin (SKM), dan mentimun juga turut menyumbang inflasi sebesar 0,01%. 

Catatan lainnya, kelompok pendidikan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,04% atau mengalami inflasi sebesar 0,65%. Belanja SD, Perguruan Tinggi, dan SMA menyumbang inflasi sebesar 0,01%, ujarnya. 

Secara keseluruhan, laju inflasi Indonesia akan mencapai 2,12% per tahun (YoY/YoY) pada Agustus 2024. Nilai tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi Juli yang sebesar 2,13% year-on-year.

Penyumbang utama inflasi Agustus 2024 secara tahunan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan sumbangan inflasi terbesar sebesar 0,96%. Komoditi utama penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah beras, SKM, cabai merah, kopi bubuk, dan gula pasir.  Tren Inflasi/Mata Uang 2024

Sumber: BPS, diolah

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel