Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Muljani Indrawati Prabowo berencana menambah utang baru sebesar Rp775,9 triliun untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pertama Subiant pada tahun 2025. 

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Yokowi) kemarin, Jumat, 16/16/2024, dalam pidatonya kepada masyarakat untuk RAPBN dan Buku II Laporan Keuangan RAPBN Tahun 2025 yang diterbitkan setelah pemaparan Laporan Keuangan Tahun 2025.  

Pada dasarnya RAPBN tahun 2025 mengalami defisit sebesar 2,53% yaitu Rp616,2 triliun atau 2,29% dari target tahun ini sebesar Rp522,8 triliun.

“Defisit akan tetap pada tingkat yang relatif dan aman karena lingkungan perekonomian tetap baik dan pembiayaan tetap prudent, inovatif dan produktif,” kata Shri Muljani dalam konferensi pers, 16/2024. ).          

Dalam dokumen tersebut, Sri Muljani berencana membiayai utang sebesar Rp 775,9 triliun pada tahun depan. Angka tersebut meningkat menjadi 222,8 triliun dolar AS dibandingkan perkiraan pembiayaan utang tahun ini sebesar 553,1 triliun dolar AS. 

Pengelolaan utang tidak hanya digunakan untuk membiayai kebutuhan APBN, tetapi juga sebagai alat untuk mendukung pengembangan pasar keuangan dalam negeri. 

Pemerintah memandang utang ini tidak hanya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan APBN, tetapi juga sebagai kebijakan untuk menciptakan pasar keuangan dalam negeri yang dalam, aktif, likuid, mudah diakses, dan efisien.  

Pemerintah menekankan prinsip kehati-hatian lebih lanjut dalam pengelolaan utang, selalu mendukung terciptanya keselarasan fiskal, dan memperhatikan kerentanan risiko fiskal. 

“Rasio utang terhadap PDB sebesar 60% dan defisit APBN dibatasi hingga 3% PDB mencerminkan disiplin fiskal untuk menjaga utang publik tetap aman dan terkendali,” tulisnya dalam dokumen tersebut. 

RAPBN TA 2025 mencakup pembiayaan utang sebesar $775,9 triliun, termasuk pembayaran utang sebesar $133,3 triliun dan pembayaran utang sebesar $642,6 triliun. 

Utang pemerintah terdiri dari utang dalam negeri sebesar $5,2 triliun dan utang luar negeri sebesar $128,1 triliun. Fasilitas kredit tersebut selanjutnya akan digunakan untuk mendukung kegiatan/proyek prioritas pemerintah. 

Sedangkan pembiayaan utang dari SBN akan ditanggung melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Negara Syariah (SBSN)/Sukuk Negara.  Pembiayaan Utang/Pensiun Utang Negara 2020-2025

Sumber: Catatan Keuangan Buku II dengan RAPBN 2025

* penampilan

**RAPBN 2025 

Lihat Google Berita dan berita serta artikel lainnya dari saluran VA