Bisnis.com, Jakarta – Manajemen Badan Tabungan Negara (BP Tapera) mengindikasikan tidak akan terburu-buru mengakhiri bantuan pelaksanaan Tapera Negara pada 2027, jika kondisi perekonomian masih belum stabil.

Komisioner BP Tepra, Hiero Podio Nogroven mengaku pihaknya paham betul dengan tren penurunan perolehan kekuasaan, sehingga bantuan tersebut tidak akan langsung ditarik pada tahun 2027 jika situasi tidak kunjung membaik.

“Kami sangat memahami keadaan para pekerja kami, yang masih sangat sulit. Jika kita harus melakukan tabungan atau donasi lain untuk lebih berhemat tentunya kita akan lebih berhati-hati,” jelasnya saat ditemui di Hotel Le Méridien, Batuya. , Kamis (3/10/2024).

Haru meyakinkan, pemerintah telah mempelajari dan mempertimbangkan ketersediaan setiap segmen.

Apalagi pelaksanaan tipra masih belum terlihat karena hingga saat ini BP tipra masih menunggu petunjuk pelaksanaan kontribusi pemotongan tipra yang dilakukan pemerintah.

“Kita bahkan tidak berani di tahun 2027. Kita tidak tahu [apakah akan ditunda lewat tahun 2027 atau tidak], makanya kita akan maju ke depan urusan masyarakat,” tegasnya.

Seperti diketahui, pelaksanaan Tapera kini diatur dalam Peraturan Umum (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Revisi Peraturan Umum Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tabungan Masyarakat pada 20 Mei 2024. 

Sementara berdasarkan Pasal 68 PP Nomor 25 Tahun 2020, pengusaha wajib mendaftarkan pekerjanya ke BP TEPRA setelah 7 tahun sejak tanggal berlakunya PP tersebut. Dengan demikian, pada tahun 2027, dampak TEPR akan efektif bagi pekerja.

Namun perolehan kekayaan masyarakat kini disebut-sebut sedang mengalami tekanan. Selain itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengidentifikasi adanya tren simpanan konsumen pada masyarakat kelas menengah.

Rinciannya, jumlah rekening Indonesia yang sahamnya di bawah Rp 100 juta mencapai 580,01 juta. Jumlah tersebut merupakan 98,8% dari total 586,95 juta akun yang terdaftar hingga Juli 2024.

Selain itu, jumlah rekening dengan saldo di bawah Rp100 juta meningkat 4,9% year-on-year (YtD) atau 11,8% year-on-year (YoY/YOY). Dibandingkan dengan kelompok tabungan lainnya, pertumbuhannya tinggi.

Total simpanan di rekening grup dengan saldo di bawah Rp100 juta tercatat sebesar Rp1.057,79 triliun. Nilai tabungan hanya naik 0,4% (YtD) atau 4,9% (YoY).

Artinya, saldo pada urutan minimum kelompok akun meningkat lebih lambat dibandingkan dengan peningkatan jumlah akun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel