Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Supari mengungkapkan rata-rata omzet usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM mengalami penurunan.

Supari mengaku sudah berkeliling Indonesia, mulai dari Makassar, Sulawesi Selatan, hingga Padang, Sumatera Barat. Alhasil, para pelaku UMKM kerap mengeluhkan pendapatannya yang turun drastis dalam beberapa waktu terakhir.

“Di semua pasar yang saya dekati, omzetnya sekarang turun 40-60 persen. Mau tidak mau kita harus lihat seperti apa. Situasi mereka [pelaku UMKM] sekarang,” kata Supari. KUR akan ditemui dalam acara pers pada Rabu (13/11/2024) di Kantor Koordinasi Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat.

Ia menilai lemahnya daya beli masyarakat menjadi penyebab menurunnya pemasaran UMKM. Berdasarkan kajian, lanjutnya, penurunan daya beli sudah terjadi sejak tahun lalu.

Supari menilai penurunan daya beli terjadi setelah pemerintah menghentikan sementara bantuan sosial (bansos) akibat pandemi Covid-19. Ia yakin pada tahun 2020-2022 daya beli masyarakat akan kembali meningkat akibat penyaluran bantuan sosial pandemi yang dilakukan pemerintah.

“Bansos bisa ditambah Rp 100 triliun. Saya kira apa yang Pak Menteri [Menko PMK] Muhaymin sampaikan, penting Rp 100 triliun untuk meningkatkan daya beli masyarakat, dan saya yakin.” akan berdampak pada perekonomian nasional,” ujarnya.

Meski demikian, Supari meyakini berbagai program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan membangkitkan perekonomian nasional. Dia mencontohkan program pangan gratis yang akan melibatkan UMKM untuk meningkatkan pendapatannya. 

“Saya berharap keadaan ekonomi membaik, pertumbuhan ekonomi lebih baik, lebih positif,” ujarnya usai acara.

Sebagai informasi, pemerintah berencana mengoptimalkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendukung berbagai program prioritas pemerintah, termasuk pangan bergizi gratis.

Asisten Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, pihaknya akan mendukung pembiayaan usaha produktif di bidang penyediaan makanan dan minuman (mamin) melalui KUR Mikro dan KUR Kecil.

Selain pelaku usaha hilir makanan dan minuman, kata dia, KUR juga akan menyasar pelaku usaha hulu yaitu petani, petani, nelayan yang menjadi pemasok bahan baku pangan bergizi secara gratis.

“Mudah-mudahan hal ini juga dapat didukung dengan berbagai skema di KUR, khususnya KUR Mikro dan KUR Kecil,” kata Ferry pula.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel