Bisnis.com, Jakarta – Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencanangkan program Quick Win senilai Rp 121 triliun dengan fokus pada sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur pada 100 hari pertama kabinet Merah Putih. Analis menilai program tersebut tidak berdampak signifikan terhadap sejumlah emiten bursa.

Equity Research Anayst Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo menjelaskan dengan adanya program Quick Win ini, tidak berdampak signifikan terhadap prospek sektor infrastruktur. Itu sebabnya program ini hanya menyasar infrastruktur di bagian pemulihan.

Mengingat, target infrastruktur renovasi sekolah sebesar Rp 20 triliun dan gedung sekolah Rp 4 triliun, sedangkan pembangunan rumah sakit hanya Rp 1,4 triliun, kata Aziz, Senin (21/10/2024).

Itu sebabnya menurutnya, pekerjaan seperti itu tidak perlu melibatkan BUMN Kariya atau emiten swasta di bidang infrastruktur.

Sementara Jari Aziz mengatakan, terkait bidang kesehatan, pemerintahan baru berkomitmen meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu program yang dicanangkan pemerintahan baru adalah pemeriksaan kesehatan gratis.

Selain itu, anggaran kesehatan yang meningkat dibandingkan tahun lalu menjadi fokus program pemerintah baru.

Sementara itu, Aziz menilai sektor energi yang juga menjadi fokus pemerintahan baru untuk kemandirian energi berpotensi memberikan dampak positif.

Namun masih akan dipengaruhi oleh kondisi harga komoditas global masing-masing, ujarnya.

Sementara untuk barang CPO, Aziz melihat adanya peluang peningkatan permintaan, dengan adanya program hilirisasi pangan gratis CPO.

Sebagai informasi, pemerintahan Prabowo-Jabran menganggarkan Rp121 triliun dalam program Quick Win. Program tersebut meliputi makanan bergizi gratis dengan anggaran Rp71 triliun, pemeriksaan kesehatan gratis senilai Rp3,2 triliun, dan pembangunan rumah sakit berstandar lengkap di kawasan Rp1,8 triliun.

Kemudian penyelesaian TBC Rp 20 triliun, dan penimbunan pangan nasional daerah dan desa menelan biaya 20 triliun.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel