Bisnis.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2024 menerbitkan daftar negara tujuan ekspor migas terbesar Indonesia.
Deputi Statistik Produksi M. Habibullah saat ini mencatatkan negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia terbesar yakni Tiongkok, Amerika Serikat, dan India.
Hal itu disampaikannya saat mengumumkan perkembangan ekspor dan impor Mei 2024, Jakarta, Rabu (19/06/2024).
Habibullah mengatakan, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok tercatat sebesar $4,73 miliar atau meningkat 10,59% dibandingkan bulan lalu (mom/mtm).
Senada, kata dia, penyebab kenaikan tersebut adalah meningkatnya nilai ekspor besi dan baja yang berasal dari bahan bakar fosil.
“Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan nilai ekspor bahan bakar mineral, nikel dan produk turunannya, serta besi dan baja,” ujarnya saat menyampaikan perkembangan ekspor dan impor pada Mei 2024, Jakarta, Rabu ( Rabu ). 19/6/2024).
Urutan kedua ditempati oleh Amerika Serikat (AS). Dikatakannya, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat tercatat sebesar $2,18 miliar atau meningkat 24,46% dibandingkan bulan sebelumnya, April 2024.
Ketiga, ekspor nonmigas RI ke India tercatat meningkat sebesar $1,95 miliar atau 7,21% dibandingkan April 2024 (mtm).
“Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat, Tiongkok, dan India akan memberikan kontribusi sekitar 42,39% terhadap total ekspor nonmigas pada Mei 2024,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, nilai ekspor Indonesia ke Amerika, India, dan Uni Eropa mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Sementara itu, Habibullah mengatakan nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok pada periode Januari hingga Mei 2024 (yet/actd) mengalami penurunan sebesar 11,75% atau sebesar $22,37 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. tahun (tahun).
Secara keseluruhan, kata dia, meski nilai ekspor nonmigas RI ke Asia dan Uni Eropa juga turun, namun nilai ekspor nonmigas RI ke AS dan India justru meningkat.
Habibullah juga menjelaskan, secara sektoral, penurunan nilai ekspor nonmigas secara kumulatif terjadi pada sektor industri pengolahan dan pertambangan serta sektor lainnya.
Sedangkan sektor industri pengolahan memberikan kontribusi penurunan sebesar 0,44% terhadap penurunan total ekspor.
Sedangkan sektor pertambangan dan lainnya menjadi pendorong utama penurunan kinerja ekspor periode Januari-Mei 2024 dengan kontribusi penurunan sebesar 3,26%, ”ujarnya. (Ahmad Yahya)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel