Bisnis.com, Jakarta – PT Daz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) yang baru tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) menyambut baik program penurunan harga nikel yang diusung Presiden Prabowo Subianto.

Presiden Direktur DAAZ Maher Atanta Sembring mengatakan pengembangan DAAZ juga dikatalisasi oleh Program Hilir Nikel pemerintah.

Berbicara dalam jumpa pers di BEI, Senin (11/11/2024), ia mengatakan, “Kami sangat senang mendengar rencana di bawah ini, kami mengharapkan konsolidasi dan kesinambungan dari pemerintah.”

Lebih lanjut, ia menegaskan DAAZ akan berusaha menjadi pemain melalui program pemerintah yang dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian negara.

Kami menantikan keluarnya kebijakan tersebut, yang juga akan menambah kepercayaan investor, ujarnya.

Sedangkan DAAZ baru saja masuk bursa dan berencana menggunakan dana senilai Rp 264 miliar untuk meningkatkan volume perdagangan dan afiliasi.

“Kami secara aktif mencari peluang lain di mana kami dapat berkolaborasi dan mengakuisisi. Hal ini telah kami lakukan dalam perjalanan kami dan kami tidak akan ragu untuk melakukannya sejalan dengan strategi perusahaan,” ujarnya.

Maher menyebut kinerja DAAZ awal tahun ini mengecewakan. Setelah Maret 2024, kinerja perseroan mulai membaik secara bertahap.

“Tentu saja ada beberapa penundaan produksi yang sedikit membuat stres di awal tahun, sehingga berdampak pada volume yang dapat kami kirim dan perdagangkan,” tambahnya.

DAAZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan besar logam dan mineral logam, dan perusahaan tersebut beroperasi. DAAZ akan menjadi perusahaan ke-37 yang tercatat di BEI pada tahun 2024.

Sekadar informasi, Presiden Prabowo Subiano dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raaka memasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dalam 5 tahun.

Strategi utama yang diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengirimkan komoditas-komoditas terbaik Indonesia ke lapisan bawah industri, beberapa di antaranya adalah nikel, timah, tembaga, baja, emas, perak, batu bara, kancing tar, dan minyak bumi.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Saluran WA