Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten rokok kompak dibuka di zona hijau usai pembukaan bursa sesi I pada Selasa (24 September 2024). 

Bahkan, saham tiga emiten rokok itu naik lebih dari 5 persen seiring dengan keputusan Otoritas Bea dan Cukai yang membekukan cukai hasil tembakau (CHT) pada 2025. 

Berdasarkan data RTI Business pada pukul 09:30 WIB, saham PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) menguat 5,60% ke Rp 16.500 per saham. 

Selain itu, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) menguat 5,44% ke Rp 770 per saham dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) 7,29% pada Rp 1.030 per saham. 

Arah penguatan pangsa produsen rokok berpedoman pada keputusan Otoritas Bea dan Cukai yang tidak menaikkan CHT pada tahun depan. 

Melansir Bisnis, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan pemerintah tidak akan menaikkan tarif cukai rokok hingga Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU) 2025 yang disetujui pekan lalu selesai diproses. tarif.  

Posisi pemerintah terhadap kebijakan adaptasi CHT 2025 belum terlaksana, ujarnya dalam konferensi pers APBN, Senin (23 September 2024).  

Meski tanpa perubahan, pemerintah berniat menghadirkan alternatif kebijakan lain dengan melakukan penyesuaian harga jual di tingkat industri.

“Tentunya akan kami kaji dalam beberapa bulan ke depan agar bisa yakin dengan kebijakan yang diambil pemerintah,” lanjutnya. 

Tim peneliti Stockbit menilai pembalikan kenaikan CHT akan mendongkrak kinerja emiten rokok pada tahun depan. 

Tanpa tekanan tambahan dari kenaikan cukai, profitabilitas dan keuntungan perusahaan rokok diperkirakan akan meningkat, menurut Stockbit. 

“Namun kami memperkirakan tren penurunan akan terus berlanjut meski tanpa kenaikan cukai, mengingat pemerintah berencana menaikkan harga eceran [HJE],” kata Tim Riset Stockbit dalam keterangannya yang dikutip Selasa (24//2019). ). 9/2024). 

Selisih HJE antara rokok SKM Tier 1 dan Tier 2 saat ini relatif besar yaitu 64 persen, sehingga produk yang lebih murah lebih diminati konsumen. 

“Jika penyesuaian HJE tidak mempersempit kesenjangan harga, kemungkinan besar penurunan akan terus berlanjut,” tulis Stockbit. 

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel