Bisnis.com, Jakarta – Pemerintah mengumumkan tidak akan mengubah tarif hasil tembakau (CHT) atau tarif pajak rokok pada tahun 2025. Pada tarif pajak saat ini, tembakau telah berkontribusi terhadap devaluasi mata uang antar mata uang. Dari 5 bulan terakhir. 

Plt. Amalia A. Direktur Badan Pusat Statistik (BPS) Vidyasanthi mengatakan rokok tetap menjadi salah satu faktor perekonomian seiring diberlakukannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 1998. 191 Tahun 2022 dan Nomor 192 Tahun 2022 tentang Jumlah Tarif CHT. 

Selasa (1/10/2013), ia mengatakan dalam konferensi pers: Secara umum, karena masuknya tarif pajak hasil tembakau dalam surat edaran Kementerian Keuangan di awal tahun, penjualan tembakau mengalami peningkatan. . 

Amalia melaporkan, penjualan rokok ke konsumen di tingkat eceran setiap bulannya mengalami peningkatan. 

Hal ini menjelaskan mengapa rokok selalu diberi harga setiap bulan dan dicatat dalam Indeks Harga Konsumen (IHK). 

Lanjutnya, hal ini dimungkinkan karena pengecer di tingkat komersial menaikkan harga rokok secara bertahap dan tidak langsung menaikkan harga pajaknya.

Sepanjang tahun, rokok produksi Kretek Tembakau (SKM) memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan inflasi secara bulanan dan tahunan.

Khusus untuk CPI periode September 2024, depresiasi bulanan atau bulanan (MTM) secara keseluruhan sebesar 0,12%. 

Di antara penurunan nilai tersebut, kelompok konsumsi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap penurunan nilai bulanan adalah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,59 persen dan mengalami penurunan nilai sebesar 0,17 persen. 

Namun ada produk yang membantu mengempiskan inflasi, salah satunya SKM atau tembakau kretek yang membantu depresiasi sebesar 0,01 persen.

Sementara itu, inflasi tahunan (year-on-year) terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan laju inflasi sebesar 2,57 persen dan porsi inflasi keseluruhan sebesar 0,73 persen.

Dimana SKM merupakan salah satu produk yang memberikan kontribusi terbesar terhadap devaluasi mata uang yakni sebesar 0,13% setelah beras yang memberikan kontribusi sebesar 0,23% terhadap devaluasi mata uang umum. 

Sementara pada tahun depan, meski pemerintah belum mau menaikkan tarif pajak rokok, namun pemerintahan Prabowo berencana mengubah harga jual produknya. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan Jaringan WA