Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Crazy Rich Tanjung memiliki lima bank di Indonesia. Awal tahun ini, sebagian besar bank yang didirikan oleh konglomerat Muslim terkaya membukukan pendapatan untuk kuartal pertama tahun 2024. Sementara itu, lini perbankan digital Allo Bank menunjukkan kinerja yang solid dalam kondisi aman.

Pimpinan Tanjung memegang kepemilikan PT Bank Mega Tbk. (MEGA) memegang 58,02% saham melalui kepemilikannya di PT Mega Corpora. Sementara Bank Mega mencatatkan laba bersih sebesar Rp 802,51 miliar pada kuartal I 2024, turun 18,55% year-on-year dibandingkan laba bersih sebesar Rp 985,38 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Pendapatan bank syariah milik Chairman Tanjung, PT Bank Mega Syariah (BMS), juga turun 35,98% year-on-year dari Rp 78,2 miliar menjadi Rp 50,06 miliar pada kuartal I 2024.

Ketua Tanjung juga memiliki 24,9% saham di beberapa bank lokal, seperti PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah (Bank Sulteng). Selain itu, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara Gorontalo atau BPD Sulutgo (BSG) memegang kepemilikan saham sebesar 24,82%.

Kedua BPD dalam portofolio Pak Tanjung juga melaporkan keuntungan yang lebih rendah pada awal tahun ini. Misalnya saja Bank Sulteng yang mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 16,09% menjadi Rp 61,74 miliar pada kuartal I 2024.

Bank Sulutgo mencatatkan laba bersih sebesar 5,34% year-on-year, dari Rp 78,87 miliar pada Q1 2023 menjadi Rp 74,65 miliar pada Q1 2024.

Trioksa Siahaan, Wakil Presiden Senior Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), awal tahun ini mengatakan sektor perbankan memang menghadapi banyak tantangan. Kepada Bisnisa beberapa waktu lalu (5 Juli 2024), ia mengatakan, “Ada persoalan tidak meluasnya restrukturisasi kredit, melemahnya rupee, dan belum sepenuhnya membaiknya perekonomian dan daya beli masyarakat.”

Tren tingginya suku bunga dasar, termasuk di bank-bank besar, menjadi permasalahan. Mega Diza Larentie, Wakil Direktur Bank Dunia, mengatakan tren kenaikan suku bunga memberikan tekanan pada biaya dana atau CoF.

“BI (Bank Indonesia) telah beberapa kali menaikkan suku bunga sejalan dengan Federal Reserve. “Kemudian kredit juga agak kontradiktif: meskipun CoF naik, Anda meminta mereka menurunkan suku bunga,” katanya.

Pedagang Allo Bank (BBHI).

Di antara portofolio perbankan Pimpinan Tanjung, ada satu bank yang mencatatkan kinerja laba luar biasa: bank digital PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI). Allo Bank meraih laba bersih sebesar Rp 111,48 miliar pada kuartal I 2024, meningkat 23,19% dibandingkan laba bersih sebesar Rp 90,49 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan, pertumbuhan laba bank didorong oleh pendapatan bunga bersih (NII) sebesar Rp 263,12 miliar pada kuartal I 2024, naik 10,97% year-on-year.

Margin bunga bersih (NIM) bank digital ini pun meningkat dari 8,22% pada Maret 2023 menjadi 8,97% pada Maret 2024.

Presiden Allo Bank Indra Utoyo mengatakan Allo Bank mengembangkan berbagai strategi awal tahun ini dengan latar belakang sejumlah tantangan, termasuk tren suku bunga yang tinggi.

“Mengingat faktor ketidakpastian menjadi acuan utama dalam manajemen risiko keuangan, sementara kenaikan suku bunga umumnya berdampak pada pembiayaan, kami khawatir kenaikan suku bunga acuan akan memberikan tekanan pada peminjam,” ujarnya. Jeon (6 Mei 2024).

Terlepas dari tantangan tersebut, Allo Bank terus meningkatkan pembiayaan pihak ketiga (DPK) dengan mengoptimalkan fungsi intermediasi, terutama melalui produk dan layanan berbasis digital, untuk menghasilkan dan meningkatkan pendapatan.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.