Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pemerintah membatasi bahan bakar bersubsidi dinilai lebih tepat sasaran dan efektif untuk meningkatkan kualitas bahan bakar tanpa membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Membatasi subsidi bahan bakar untuk berbagai jenis kendaraan merupakan salah satu dari 3 skenario yang diimpikan oleh Center for Economic Reform (CORE) untuk mencapai peningkatan kualitas bahan bakar.
Peneliti Center for Economic Reforms (CORE) Muhammad Andri Perdana mengatakan dari segi manfaat, BBM bersubsidi dalam jumlah terbatas jauh lebih menguntungkan.
Pasalnya, jika BBM bersubsidi dibatasi pada 16% pengguna kendaraan berbahan bakar bensin dan 15% pengguna kendaraan biodiesel, maka dampak inflasi akan sebesar 0,3% dan potensi penghematan APBN mencapai Rp114,8 triliun – Rp139,4 triliun.
“Kalau kita menerapkan kebijakan ini, manfaatnya akan jauh lebih banyak. Pada dasarnya penghematannya akan lebih besar dibandingkan beban yang diberikan dalam kebijakan tersebut,” kata Andri dalam lokakarya media bertajuk Penurunan Emisi, Peningkatan Kualitas Udara: Kebijakan Subsidi BBM Baru, Senin. (5/8/2024).
Jika subsidi dibatasi berdasarkan skenario 3, maka kelompok masyarakat tertentu harus beralih ke bahan bakar yang lebih mahal. Andri mengatakan dampaknya adalah kenaikan indeks harga konsumen (CPI) secara umum sebesar 0,37% selama 10 bulan setelah kebijakan tersebut.
Jika dibandingkan dengan kasus lain, misalnya kenaikan harga BBM dengan kenaikan Rp 100 per liter, maka dampak inflasi akan terasa 10 bulan setelah kenaikan harga dari 0,07% menjadi 0,19%.
Sementara skenario lainnya adalah memperbaiki kualitas bahan bakar dengan meningkatkan anggaran subsidi. Kebutuhan anggaran kumulatif tahun 2025-2028 bisa mencapai batas minimal Rp 21,5 triliun dan batas maksimal Rp 46,1 triliun.
Namun dia mengingatkan, ketiga kasus tersebut memiliki dampak yang harus diantisipasi. Selain itu, jika penghematan anggaran dari pembatasan subsidi tidak digunakan dengan baik, maka efektivitas pembatasan subsidi akan dipertanyakan.
“Situasi ini [pembatasan subsidi] bisa menjadi yang terburuk jika anggaran tersebut benar-benar digunakan untuk hal-hal yang bukan prioritas pemerintah kota ketika mendapat tambahan anggaran. nanti untuk mengatasi dampak situasi ini atau hal lainnya,” ujarnya.
Selain itu, dalam hal ini, pemerintah juga diminta lebih berhati-hati dalam mengklasifikasikan kategori jenis kendaraan atau kelompok masyarakat sasaran subsidi dan membatasi konsumsi BBM bersubsidi.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel