Bisnis.com, JAKARTA – Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah, Kalimantan Barat tahap pertama dinilai menjadi katalis positif yang dapat mewarnai prospek finansial dan operasional PT Aneka Tambang Tbk. Atau ANTM pada paruh kedua tahun 2024 dan tahun depan.

Rencananya, produksi kilang aluminium Bacchus akan dimulai pada September 2024. Selain itu, Tanggal Operasi Komersial (COD) ditetapkan pada Februari 2025. 

“Hal ini dapat mempengaruhi peningkatan kapasitas ANTM pada kuartal II-2024, terutama pada sektor bakteri dan aluminium ANTM yang memiliki kapasitas besar,” kata Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftakhul Khair saat dihubungi Bisnis, Senin (12/8/2024). . 

Dalam proyek ini, ANTM memiliki 40% saham, sedangkan sisanya dikelola oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) – grup MIND ID yang mengelola banyak aspek produksi aluminium. 

Tahap SGAR Mempawah senilai $831,5 juta direncanakan akan meningkatkan kapasitas produksi smelter grade aluminium (SGA) menjadi 1 juta ton, dengan kapasitas serapan 3 juta ton. 

Sementara ANTM bersama Inalum berencana melanjutkan pengoperasian SGAR Mempawah Tahap 2, dengan kemungkinan peningkatan kapasitas produksi aluminium dari 1 juta ton menjadi 2 juta ton nantinya. Di sisi lain, kebutuhan investasi tahap kedua berbeda dengan tahap pertama. 

“Kami yakin segmen yang relatif besar yaitu 3 juta ton bauksit, kapasitas produksi atau produksi aluminium 1 juta ton akan berdampak signifikan terhadap profitabilitas ANTM di masa depan,” ujarnya. .

Kiwoom Sekuritas Indonesia merekomendasikan Beli saham ANTM dengan target harga 1330 per saham.

Dari sisi kinerja keuangan, ANTM mencatatkan penurunan laba bersih yang diatribusikan kepada induk usaha Rp pada kuartal I/2024. Laba tersebut lebih rendah 17,95% dibandingkan kuartal I 2023 yang mencapai Rp 1,8 triliun. 

Bahkan, berbagai produsen sumber daya mineral meningkat Rp 21,66666 miliar menjadi 23,8 triliun 800 juta pada musim I/2024. 

Penjualan ANTM sebesar Rp18,8 triliun, Rp1,9 triliun, bijih nikel $1,5 triliun, Rp724,94 miliar, dan perak $34,8 miliar. Sedangkan pendapatan dari jasa pengolahan logam mulia sebesar 98,18 miliar. 

—-

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembacanya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel