Bisnis.com, JAKARTA – Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) mencatatkan laba Rp 665,9 miliar pada kuartal I 2024, 17,08% year-on-year (year-on-year/yoy) dibandingkan laba bersih di -N’ tahun lalu, Rp 568,71.

Berdasarkan publikasi di Harian Bisnis Indonesia, Rabu (22/5/2024), Citi Indonesia justru mencatatkan penurunan pendapatan bunga (NII) sebesar 23,05% yoy menjadi Rp 936,35 miliar pada kuartal I 2024.

Suku bunga Citi Indonesia (NIM) pun turun menjadi 5,05% pada Maret 2023, menjadi 4,72% pada Maret 2024.

Namun, bank mencatat pengurangan biaya di beberapa beban. Misalnya saja beban usaha yang turun dari Rp345,15 miliar pada Maret 2023 menjadi Rp169,54 miliar pada Maret 2024.

Belanja iklan turun tajam menjadi hanya Rp3,23 miliar pada tiga bulan pertama tahun 2024 dibandingkan Rp102,37 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Beban lain-lain juga meningkat dua kali lipat dari Rp667 miliar menjadi Rp366,34 miliar. Dampaknya, beban operasional lainnya turun signifikan dari Rp460,54 miliar pada Maret 2023 menjadi Rp77,48 miliar pada Maret 2024.

Kinerja perbankan meningkat. Porsi upah dan gaji dari pekerjaan (BOPO) menurun dari 71,82% pada Maret 2023 menjadi 51,06% pada Maret 2024. 

Penurunan rasio BOPO menunjukkan bahwa bank tersebut menjalankan bisnisnya dengan baik.

Namun penyaluran pinjaman Citi Indonesia mengalami penurunan sebesar 20,99% menjadi Rp31,5 triliun pada kuartal I-2024. Aset turun 10,73% menjadi Rp 90,8 triliun. 

Pinjaman bank bermasalah (NPL) meningkat dari 2,83% pada Maret 2023, menjadi 3,4% pada Maret 2024. Namun NPL nettonya tetap stabil di angka 0%.

Sementara laba bersih Citi Indonesia (DPK) turun 24,07% yoy menjadi Rp 58,08 miliar pada kuartal I 2024. Penurunan DPK adalah rekening tabungan masyarakat berpendapatan rendah atau Current Account Saving Account (CASA) yang turun 27,35% yoy menjadi Rp 42,75 triliun. 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA