Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Ciputra Indonesia atau Ciputra Life mencatatkan premi asuransi senilai Rp 397,8 miliar hingga Agustus 2024. Naik 43% year-on-year. 

Chairman dan Direktur Ciputra Life Hengky Djojosantoso mengungkapkan pendapatan premi asuransi terutama berasal dari produk asuransi jiwa kredit perseroan. 

Hengky mengatakan kepada Bisnis, Selasa (17 September 2024), “Asuransi jiwa kredit mendominasi hasil operasional Ciputra Life yang sangat positif, terutama lebih dari 80% total pendapatan premi Ciputra Life”. 

Hengky mengatakan premi asuransi jiwa kredit perseroan juga mencatatkan hasil positif dengan pertumbuhan 40% dibandingkan tahun lalu. 

Sebagai anak perusahaan PT Ciputra Internasional dan PT Tunas Andalan Pratama, Ciputra Life menyediakan dan memasarkan produk asuransi jiwa terkait kredit, khususnya asuransi jiwa kredit.

Produk ini bertujuan untuk melindungi nasabah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau kredit mobil dan menjangkau nasabah Grup serta nasabah di luar Grup Ciputra dan Tunas. 

Hengky menjelaskan, Ciputra Life telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 20 bank dan perusahaan keuangan, serta terus mengembangkan kerja sama dengan mitra bisnis baru lainnya. 

“Selain asuransi jiwa kredit, kami juga memasarkan produk asuransi jiwa tradisional dan asuransi kesehatan kelompok yang dipasarkan melalui saluran distribusi solusi digital enterprise,” kata Hengky dan telemarketing. 

Hingga akhir tahun 2024, Hengky mengatakan Ciputra Life memperkirakan pertumbuhan premi sangat positif. Menurut dia, perpanjangan subsidi pajak pertambahan nilai (PPN) DTP 100% hingga akhir tahun akan memberikan dampak yang sangat positif bagi sektor real estate dan diharapkan dapat meningkatkan pembelian real estate dan mendukung pertumbuhan ekonomi. 

Peningkatan di sektor real estate tentunya akan berdampak positif terhadap pertumbuhan pendapatan premi Ciputra Life, ujarnya. 

Sebelumnya, Direktur Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan kondisi industri asuransi jiwa kredit saat ini menghadapi banyak dinamika, terutama terkait pertumbuhan industri perbankan dan perkembangan perekonomian nasional. 

Menurutnya, asuransi jiwa kredit merupakan produk penting yang menunjang operasional perbankan karena melindungi bank (sebagai kreditur) dari risiko kematian peminjam yang dapat mengakibatkan gagal bayar kredit.

Menurut dia, pertumbuhan asuransi jiwa kredit juga bergantung pada faktor makroekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga, kondisi perekonomian domestik dan global, serta daya beli.

Kepada Bisnis, Minggu (15/9/2024), Togar mengatakan, “Namun kami tetap optimis hingga akhir tahun 2024, pertumbuhan premi asuransi jiwa akan terus berkembang positif, termasuk laju pertumbuhan premi asuransi jiwa kredit”. 

Selanjutnya, kredit perbankan meningkat sebesar 12,40% year-on-year (year-on-year) menjadi Rp 7.514,6 triliun pada Juli 2024. Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh permintaan dari konglomerat serta kinerja penjualan dan likuiditas yang kuat. masih di sana. kuat.  

Sementara itu, permintaan kredit rumah tangga juga tetap stabil, terutama dari Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Berdasarkan industri, pertumbuhan kredit pada sebagian besar sektor perekonomian tergolong tinggi, terutama pada industri listrik, gas, air dan transportasi.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel