Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) memberikan informasi indeks tahunan terkini dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Terkait keterbukaan informasi yang dikirimkan CIMB Niaga ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/9/2024), Pefindo memberikan rating CIMB Niaga idAAA (triple AAA/stable view).

Langkah ini berlaku untuk periode 2 September 2024 hingga 1 September 2025, sesuai surat Pefindo No. RC-1072/PEF-DIR/IX/2024. 

“Langkah tersebut terutama didorong oleh kemungkinan dukungan yang sangat kuat dari CIMB Group sebagai induk perusahaan, selain pinjaman individu Bank CIMB Niaga yang menunjukkan work made business sangat kuat, profil anggaran sangat kuat. , namun dibatasi oleh tingkat persaingan dan situasi “ekonomi makro yang penuh tantangan”, tulis Pefindo.

Selain itu, CIMB Niaga juga mendapatkan peringkat idAA (Double A) untuk Obligasi Subordinasi III Seri B pada tahun 2018; Peringkat idAAAA(Sy) (Triple A Syariah) untuk Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Seri C Tahap III Tahun 2020; Peringkat idAAA untuk Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Seri C Tahun 2019; serta peringkat idAA (Double A) untuk Surat Utang Subordinasi Tahan Lama Tahap I Tahun 2019. 

Sebagai informasi, klasifikasi obligor idAAA merupakan skor tertinggi yang diberikan Pefindo. Kemampuan debitur dengan peringkat ini untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya relatif lebih baik dibandingkan masyarakat lain di Indonesia.

Penilaian ini tidak berlaku terhadap surat utang tertentu yang diterbitkan oleh perusahaan karena tidak memuat struktur dan berbagai persyaratan surat berharga tersebut, serta tidak mencantumkan tingkat perlindungan dan posisi klaim dari pihak penanggung. utang jika penerbit. mengetahui tentang likuidasi dan legalitasnya.

Berdasarkan data Bisnis, CIMB Niaga mencatatkan pendapatan konsolidasi dari pemilik sebesar Rp3,41 triliun pada semester I/2024, meningkat 5,38% YoY dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp3,23 triliun.

CIMB Niaga mengalami peningkatan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar Rp6,66 triliun dari Rp6,83 triliun, dengan persentase pendapatan bunga bersih (NIM) bank menjadi 4,21% dari 4,61%.  Pendapatan lain-lain juga meningkat 72,62% YoY dari Rp 249,24 miliar menjadi Rp 430,24 miliar.

Selain itu, BNGA secara grup konsolidasi juga mencatatkan penurunan aset keuangan sebesar 42,44%, dari Rp1,52 triliun menjadi Rp874,42 miliar.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel