Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China yakin mampu mengelola pertumbuhan ekonomi negaranya, meski sejumlah indikator makro menunjukkan penurunan.

Menteri Luar Negeri Tiongkok Lin Jian mengatakan bahwa melalui upaya yang berkelanjutan, perekonomian Tiongkok telah mencapai lebih banyak produksi dan peningkatan kualitas pada paruh pertama tahun ini.

“Ini memberikan landasan yang kuat untuk mencapai tujuan pertumbuhan kami sepanjang tahun,” ujarnya dalam konferensi pers di Beijing, dilansir Antara, Rabu (17 Juli 2024). 

Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok mengumumkan perekonomian negaranya akan tumbuh sebesar 4,7% year-on-year (YoY) pada kuartal kedua tahun 2024. Laju ini lebih lambat dibandingkan kuartal pertama tahun 2024 yang meningkat menjadi 5,3%. (dibandingkan periode yang sama tahun lalu).

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 4,7% merupakan yang paling lambat sejak kuartal I tahun 2023.

“Produk domestik bruto (PDB) Tiongkok telah meningkat 5 persen​​​​​​​​​​​​​​setahun menjadi lebih dari 60 triliun yuan​​​​ dan 4,6 persen,” tambah Lin Jian.

Menurut Lin Jian, kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 60,5%, kontribusi terhadap total investasi sebesar 25,6%, dan kontribusi terhadap ekspor barang dan jasa sebesar 13,9%. 

Total nilai impor dan ekspor Tiongkok mencapai 21,2 triliun yuan. Sementara itu, konsumsi per kapita negara ini mencatat tingkat pertumbuhan riil sebesar 5,3 persen per tahun.

“Saya yakin kita semua merasa bahwa berdasarkan angka-angka ini, perekonomian Tiongkok berjalan sangat baik pada paruh pertama tahun 2024. Meskipun konflik dan ketidakpastian semakin meningkat. Memang dalam perekonomian global, Tiongkok telah mampu menahan tekanan-tekanan ini dan memainkan peran penting dalam transportasi dan sumber daya,” tambah Lin Jian.

Menurutnya, ada waktu dan kondisi untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan dan mencapai hasil ekonomi yang diperlukan.

“Kami memiliki keyakinan terhadap masa depan perekonomian Tiongkok,” kata Lin Jian.

NBS mengatakan meskipun cuaca buruk menjadi alasan utama mempengaruhi pertumbuhan pada kuartal kedua tahun 2024, perekonomian menghadapi ketidakpastian eksternal dan masalah internal pada kuartal kedua tahun 2024. 

Pertumbuhan ekonomi negara tersebut sebesar 5,3% (YoY), lebih rendah dari perkiraan pada Mei 2024 sebesar 5% dan 5,6%.

Data ekspor Tiongkok pada bulan Juni naik 8,6% dari tahun sebelumnya, sementara impor turun 2,3%, menunjukkan bahwa perusahaan telah memutuskan untuk mengambil keuntungan dari tarif yang diterapkan oleh mitra bisnis mereka.

Penurunan pertumbuhan yang lebih lemah dari perkiraan pada kuartal pertama tahun 2024 menyebabkan Goldman Sachs memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok menjadi 4,9% dari 5,0% per tahun.

Lihat berita dan pembaruan lainnya di Google Berita dan Saluran WA.