Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan China tertarik ikut serta dalam proyek peningkatan produksi minyak di Indonesia.

EOR adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan produksi hidrokarbon dari reservoir minyak ketika metode pemulihan primer dan sekunder tidak efektif dalam menumpahkan minyak.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, usai kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ke China, terungkap ketertarikan Negeri Tirai Bambu untuk ikut serta dalam proyek EOR di Indonesia. . Selain itu, menurut Dwi, China sudah banyak pengalaman di bidang EOR dan punya teknologinya.

Oleh karena itu, mereka tertarik untuk menggali potensi EOR di Indonesia melalui perjanjian kerja sama dengan Pertamina atau Pertamina atau KKKS [kontraktor kerja sama] lainnya, kata Dwee dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR (RDP) Kamis (6/6) lalu. 2024 .

Dwi mengatakan, Indonesia memiliki sekitar 12 proyek EOR potensial dengan perkiraan total cadangan 951 juta tank barel minyak (MMstb).

Masuk akal sekali, jadi kalau dilihat grafik pertama, hijaunya banjir dan EOR itu wilayah yang besar karena dihitung dari jumlah potensinya, ujarnya.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyetujui rencana pengembangan atau plan of development (PoD) dua proyek EOR miliknya.

Pertama, proyek chemically enhancement oil recovery (EOR) Minas Field Fase-1 (Area-A) yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bernilai investasi Rp 1,48 triliun hingga 14 Desember 2023. 

Kedua, proyek Rantaubais Field Steamflood EOR Fase-1 dengan nilai investasi Rp3,7 triliun. 

Kedua proyek EOR tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan komitmen kerja konkrit (KKP) di Blok Rokan yang dibuat pada 9 Agustus 2021, saat penguasaan blok tersebut dialihkan dari Chevron. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA