Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom senior dan mantan Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Chatib Basri, mengatakan kondisi global mengkhawatirkan bagi Indonesia, khususnya perekonomian Tiongkok, yang sangat mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia, karena mitra dagang yang sangat penting.

Chatib mengatakan perekonomian Tiongkok yang sebelumnya mampu tumbuh dua digit, kini hanya mampu tumbuh sebesar 5,2 persen pada tahun 2023.

Menurut analisanya, setiap penurunan 1% perekonomian Tiongkok maka perekonomian Indonesia juga terkontraksi sebesar 0,3%.

“Dalam analisanya, setiap penurunan 1% perekonomian Tiongkok berdampak pada penurunan perekonomian Indonesia sebesar 0,3%. “Kalau ada perlambatan dari China, itu dampaknya,” pada Grab Business Forum 2024 di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Selasa (14/06/2024).

Dia memperkirakan perlambatan ekonomi Tiongkok tercermin dari menurunnya kinerja ekspor Indonesia di negara tersebut.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nonmigas ke Tiongkok turun dari $15,95 miliar (Januari-Maret 2023) menjadi $13,36 miliar (Januari-Maret 2024).

Permintaan barang Tiongkok juga melemah, terbukti dengan kinerja impor Tiongkok pada Maret 2024 sebesar $4,57 miliar, turun sekitar $1,11 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, situasi ketegangan geopolitik global juga memprihatinkan. Dimana Amerika Serikat (AS) yang akan menggelar pemilihan presiden pada November 2024 juga akan berdampak pada Indonesia.

“Akan ada dukungan jika kita sedikit agresif terhadap negara lain, termasuk Tiongkok. “Jangan kaget Biden dan Trump akan mengeluarkan pernyataan sebelum November [pemilu AS] yang bisa memprovokasi China dalam konteks itu, itu harus diwaspadai,” lanjut Chatib.

Mantan Menteri Keuangan (2013-2014) ini juga mengatakan, melemahnya perekonomian Tiongkok dan kondisi perekonomian di AS tidak hanya menjadi kekhawatiran bagi Indonesia, namun juga semua negara.

Bukan hanya dua hal ini: likuiditas global ketat karena Fed Funds Rate (FFR) bertahan tinggi dalam jangka waktu yang lama atau lebih lama.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA