Bisnis.com, BANTEN — PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) unit bisnisnya PT Krakatau Chandra Energi sedang menjajaki kemungkinan mengakuisisi pembangkit listrik tenaga air kecil (PLTMH) dalam waktu dekat untuk meningkatkan kapasitas bauran listrik perseroan.

Krakatau Chandra Energy, yang 70% sahamnya dimiliki oleh PT Chandra Daya Investments (CDI), anak perusahaan Chandra Azri Pacific, mengungkapkan akuisisi tersebut untuk aset operasional sistem Java.

Krakatau Chandra Energi Ermawanto, Head of OEM and Service Department, mengatakan perseroan masih mematangkan kajian untuk aksi korporasi ini.

“Masih di wilayah Jawa, kami belum bisa memberikan detailnya karena masih dipelajari kelayakannya, kapasitas listriknya puluhan ribu megawatt,” kata Ermawanto dalam konferensi pers yang digelar di kantor Krakatau Chandra Energi di Banten, Selasa (19). /11/2024)

Ermawanto mengatakan pihaknya cenderung melirik aset operasional PLTMH agar bisa segera dikembangkan. Menurut dia, investasi baru PLTMH dan lelang terbuka oleh PT Perusahaan Perusahaan Perusahaan Asli Negara (Persero) atau PLN relatif lama untuk diselesaikan.

Kalau tendernya cukup lama, kita cari yang sudah beroperasi, ujarnya.

Seperti diketahui, Krakatau Chandra Energi yang dahulu bernama PT Krakatau Daya Electric merupakan bagian dari badan usaha TPIA. Secara hukum, KCE berada di bawah naungan PT Chandra Asri Pacific Tbk, anak perusahaan PT. Chandra Daya Investments didedikasikan untuk solusi infrastruktur.

Portofolio Krakatau Chandra Energi mencakup pasokan tenaga listrik, layanan listrik, dan energi baru terbarukan.

Sebelum menjadi entitas independen, Krakatau Chandra Energi awalnya merupakan sebuah divisi di bawah Direktorat Perencanaan PT Krakatau Steel (PT KS) (Persero) Tbk sejak 9 Oktober 1979.

Saat itu, keandalan pasokan listrik mandiri sangat diperlukan bagi pabrik dan infrastruktur kawasan industri baja terintegrasi. Oleh karena itu, PT KS membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 400 megawatt (MW).

Pada tanggal 25 April 1995, Divisi PLTU 400 MW berubah status menjadi PT KS Unit Otonom PLTU 400 MW. Hal ini menyusul diterbitkannya Surat Perintah Direktur PT KS No. 37/C/DUKS/Kpts/1995 tentang Perubahan Status.

Jasa penyediaan tenaga listrik merupakan bidang bisnis utama Krakatau Chandra Energi. Segmen ini ditopang pembangkit listrik dengan total kapasitas 120 MW.

Perseroan menyuplai listrik ke Cilegon, Kawasan Industri Krakato (KIK) di Bunton yang luasnya lebih dari 4.700 hektare dengan 216 pelanggan industri, bisnis, sosial, dan pemerintahan, serta 2.055 pelanggan dalam negeri.

Untuk pembangkit listriknya, Krakatau Chandra Energi menggunakan teknologi Combined Cycle Power Plant (CCPP) berkapasitas 120 MW atau biasa dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yang terdiri dari dua buah generator turbin gas, dua buah pembangkit uap pemulihan panas, dan satu buah generator turbin uap.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel