Bisnis.com, JAKARTA – Melalui Kementerian Kesehatan, pemerintah Indonesia melakukan pemantauan penyakit mirip influenza (ILI dan Severe Acute Respiratory Illnesses (SARI)).

Hal ini untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan penularan flu burung ke manusia.

Kementerian Kesehatan juga akan memperketat pengawasan di titik-titik masuk ke Tanah Air.

India Kekhawatiran terhadap kesehatan meningkat setelah seorang anak di Benggala Barat tertular virus flu burung tipe A (H9N2) setelah melakukan kontak fisik dengan burung di dekat rumahnya.

Selain India, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menemukan warganya terjangkit virus flu burung tipe A HPAI dan LPAI yang ditularkan melalui ternak.

Direktur Pengawasan Kesehatan dan Karantina Kementerian Kesehatan RI Dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, M.K.M mengatakan, pemantauan HPAI strain H5 dilakukan dengan memasukkan ILI dan SARI untuk mencegah penularan flu burung ke manusia.

“Kemudian tingkatkan surveilans penyakit ISPA berat dengan faktor risiko deteksi dini dugaan flu burung,” kata Farchanny, Minggu (23/6/2024), seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan.

Menurut dia, peningkatan ketahanan kesehatan ini sejalan dengan komitmen global. Surveilans dilakukan dengan menganalisis virus avian influenza di Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas).

Sesuai komitmen global, strain yang dipantau di bidang kesehatan manusia adalah HPAI (Highly Pathogenic Avian Influenza), misalnya H5 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Tingkat 4 (Labkesmas) dan LPAI (Low Pathogenic Avian Influenza) seperti H7, H9 dan lainnya. ,” jelasnya, “dan lainnya di Lab Kesehatan Rujukan Nasional.”

Kementerian Kesehatan telah memperketat prosedur masuk dan keluar bagi WNI dan WNA sebagai upaya untuk mewaspadai penyebaran flu burung. Penyakit serius. Risiko infeksi.

“Pertama, meningkatkan pengawasan terhadap pelaku perjalanan asing dari negara atau wilayah yang telah melaporkan kasus flu burung di masyarakat, pelabuhan, bandara, dan kantor polisi di sepanjang pantai barat negara tersebut,” jelas Farchanny.

Kedua, meningkatkan pengawasan dan skrining terhadap pelaku perjalanan yang mungkin terpapar unggas atau produk unggas, terutama yang menunjukkan gejala flu burung pada manusia dan menunjukkan gejala Influenza Like Illness (ILI). ” dia menambahkan.

Selain itu, Indonesia akan melakukan surveilans ILI di UPT kekarantinaan kesehatan stasiun 14 dan pengambilan sampel dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), ujarnya.

Strategi keempat adalah departemen kesehatan. Berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, seperti laboratorium kesehatan masyarakat dan rumah sakit rujukan daerah, untuk memperketat langkah penanganan influenza manusia.

Kemudian melakukan skrining dan manajemen kasus ketika pelaku perjalanan datang dengan gejala ILI dengan menerapkan protokol yang sesuai. Selain itu, Kementerian Kesehatan akan secara serius memfasilitasi komunikasi dan koordinasi ke seluruh wilayah lingkup kerja Pusat Karantina Kesehatan.

Namun menurutnya ayam ayam, Masyarakat juga harus mendukung strategi penerapan standar kebersihan dan keamanan hewan seperti bebek atau hewan lainnya.

“Saya menghimbau kepada masyarakat yang memelihara ayam, bebek, atau hewan lainnya agar menerapkan higienitas dan sanitasi yang baik, rutin mencuci tangan, serta menerapkan peternakan dan pengelolaan hewan,” imbaunya.

“Jangan makan burung dan mamalia yang sakit; Gunakan alat pelindung diri (APD) yang memadai jika bersentuhan dengan burung atau mamalia yang sakit,” ujarnya.

Kemudian, jika terdapat banyak burung atau hewan yang sakit atau mati secara tiba-tiba, diharapkan segera melaporkannya ke dinas peternakan. (Muhammad Sultan Kandiyas yang Agung)

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.