Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) menegaskan strategi yang harus dilakukan pemerintah agar sukses melelang Tol Gilimanuk-Mengwi sepanjang 96,8 kilometer melalui lembaga pemerintah dan dunia usaha. Skema Kerja Sama (CPBU).
Ketua Umum ATI Subakti Syukur mengatakan, untuk menarik minat investor, pemerintah harus terlebih dahulu memastikan kelayakan usaha proyek KPBU yang akan dilelang.
“Dalam setiap proyek yang bekerjasama dengan negara dan dunia usaha [KPBU], investor harus yakin bahwa kelayakan teknis bisnis yang telah ditentukan dalam perjanjian pengusahaan jalan tol [PPJT] dapat terpenuhi,” jelas Subakti ka Usaha, Minggu. (22/9). /2024).
Ia melanjutkan, agar proyek KPBU berbayar lebih menarik bagi investor, perlu juga diberikan kompensasi atas setiap perubahan yang mungkin terjadi akibat penyesuaian tarif dan perubahan kebijakan pemerintah selanjutnya.
Subakti mengatakan, perhatian harus diberikan untuk menjaga iklim usaha para investor.
“Hal ini untuk menjaga iklim investasi dan kepercayaan dunia usaha bagi investor,” ujarnya.
Bukan tanpa alasan, biaya investasi yang akan dikeluarkan calon investor untuk membuat proyek KPBU berbayar juga tidak sedikit. Biaya investasi tol Gilimanuk-Mengwi dilaporkan sebesar Rp 25,4 triliun. Posisi tersebut meningkat Rp 24,6 triliun 800 miliar dari nilai investasi sebelumnya.
Sementara itu, informasi terkini, proses lelang ulang Tol Gilimanuk-Mengwi kini telah memasuki tahap kualifikasi yang akan berakhir pada 1 Oktober 2024.
Proses kualifikasi akan dilakukan secara elektronik [online]. Peminat dapat mendaftar mulai 6 September 2024 hingga 30 September 2024 pada jam kerja (08.00 – 16.00 WIB),” tulis Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dalam keterangannya, Minggu (22/9/2024).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA