Bisnis.com, JAKARTA — Calon emiten, PT Golden Westindo Artajaya Tbk. (GWAA) menunda rencana penawaran umum perdana (IPO) yang telah berlangsung sejak 10 September. 

Keterlambatan tersebut diketahui di e-ipo.co.id yang diakses pada Kamis (26/9/2024). Namun belum ada informasi mengenai alasan penundaan IPO Golden Westindo Artajaya. 

Awalnya Golden Westindo Artajaya menawarkan saham perdana melalui IPO di kisaran Rp 100-120 per saham. Emiten yang bergerak di bidang pakan ikan dan udang ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 685,71 juta (685.714.300) saham biasa dengan nilai nominal Rp25 per saham.

Saham tersebut mewakili 30% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Alhasil, dana baru yang bisa dihimpun GWAA maksimal Rp 82,28 miliar.

GWAA telah menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek tersebut. IPO Golden Westindo Artajaya telah melewati tahap penawaran awal (book building) yang dijadwalkan berlangsung pada 10-18 September 2024.

Jika diteruskan, Golden Westindo Artajaya harus melakukan masa penawaran umum perdana antara 27 September hingga 1 Oktober 2024 untuk mencatatkan sahamnya di BEI pada 3 Oktober 2024.

Menurut situs resmi perusahaan, Golden Westindo Artajaya didirikan pada tahun 1994. Merupakan salah satu pemasok artemia (telur udang air asin) terbesar di Indonesia. Merek utama kami untuk udang air asin adalah “Altyn Batysh”.

Perusahaan juga bermitra dengan BernAqua, merek Belgia, pada tahun 1994 untuk memproduksi pakan pembenihan buatan untuk udang dan ikan. Pengalaman panjang telah menjadikan Perseroan sebagai pemimpin dalam hal kualitas produk yang tinggi dan layanan pelanggan yang dapat diandalkan.

Pada tahun 2017, Golden Westindo Artajaya bermitra dengan merek Jepang, Hikari, lini makanan ikan khusus dari Kyorin. Untuk meningkatkan kemitraan ini, perusahaan telah membentuk usaha patungan dengan Kyorin Co. Ltd. pada tahun 2020.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA