Bisnis.com, Jakarta – Pengelola Subang Smartpolitan Industrial Park PT Suryabuat Swadaya memasang target penjualan agresif seluas 164 hektare, lebih tinggi dari target awal 60 hektare.

Vice President Sales and Marketing PT Suryabuat Swadaya Abednego Purnomo mengatakan, pertumbuhan target didorong oleh minat investor asing, terutama dari Tiongkok, yang semakin meningkat sejak Tiongkok membuka pembatasan pascapandemi pada akhir tahun 2022.

“Sebenarnya perusahaan kami sendiri menargetkan 60 hektare untuk Subang, tapi kami yakin tahun ini bisa mencapai sekitar 164 hektare,” kata Abed di Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (5 Agustus 2024).

Abed mengatakan, sejak wabah ini terjadi, banyak pelaku industri mulai dari Tiongkok hingga Vietnam mencari pasar baru di luar pasar dalam negeri karena tingginya pajak usaha sebesar 20-25%.

Banyak investor asal Tiongkok yang mengincar Kawasan Industri Subang, antara lain pembuat mobil listrik BYD, pembuat sepeda motor listrik Tiongkok, dan pabrik pakaian.

“Kenapa dari China? Kalau di China atau Vietnam karena perang dagang, mereka tidak akan bertahan karena akan dikenakan pajak 20-25%,” ujarnya.

Meningkatnya aktivitas investor manufaktur pascapandemi menyebabkan peningkatan permintaan lahan industri di Indonesia. Pasalnya Indonesia memiliki pasar yang besar, konsumsi masyarakat yang tinggi, serta stabilitas ekonomi dan politik yang baik.

“Dari segi stabilitas ekonomi, Indonesia cukup baik dan perang dagang tidak akan berdampak pada kita. Jadi stabil secara politik dan ekonomi,” imbuhnya.

Di sisi lain, ia menilai kebijakan investasi Indonesia sudah lebih ramah terhadap asing sehingga memudahkan investor untuk berinvestasi. Tak hanya itu, biaya produksi juga dinilai lebih efisien dari segi harga tanah, tenaga kerja, dan biaya logistik.

Selain itu, Abed menekankan keutuhan rantai pasok suku cadang industri yang sudah mulai selesai di Indonesia, sehingga investor tidak perlu khawatir terhadap pemasok.

“Tidak bisa dipungkiri ada beberapa teknologi yang belum tersedia di Indonesia, seperti teknologi baterai kendaraan listrik.

FYI, BYD Indonesia baru saja menandatangani nota kesepahaman untuk membangun pabrik manufaktur berkapasitas 150.000 unit per tahun di Subang Smartpolitan.

Sedangkan Subang Smartpolitan merupakan kawasan industri yang dikelola oleh PT Suryabuat Swadaya (SCS), entitas PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

Zhao Ying, Presiden BYD Auto Indonesia, mengatakan pembangunan pabrik tersebut akan memungkinkan industri lokal membangun Indonesia menjadi pemasok kendaraan listrik global.

“Target kapasitas fasilitas produksi kami 150.000 kendaraan per tahun. Kami menargetkan total investasi lebih dari US$1 miliar di Indonesia,” ujarnya di PEVS 2024, Selasa (30 April 2024).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel