Bisnis.com, Jakarta – Serikat Pekerja Kawasan Industri Pertambangan dan Energi (SBIPE) PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengungkap alasan ledakan kembali tungku besi PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) tadi malam. .

Ledakan tersebut menyusul ledakan tungku yang sama pada akhir tahun 2023 karena kurangnya perawatan dan pengoperasian. Saat itu, korban tewas akibat ledakan mencapai 51 pekerja. 

Ketua Serikat Pekerja Industri Pertambangan dan Tenaga Listrik (SBIPE) IMIP Morowali Henry mengatakan, ledakan smelter tersebut disebabkan oleh limbah cair hasil peledakan yang menggumpal dan sedang diolah untuk didistribusikan kembali pada Desember tahun lalu.

“Setelah meleleh, ada perintah dari aparat China di lokasi ledakan untuk dicuci dengan air keran. Sejauh ini kita tahu korbannya ada 2 orang, masih kita pantau,” kata Henry saat dihubungi, Jumat (14). /6/2024).

Ledakan pertama disebabkan oleh cairan mudah terbakar di dasar tungku. Awalnya para pekerja sedang memperbaiki kompor dan memasang piring di dalam kompor.

Dalam prosesnya, sejumlah besar tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan tungku di lokasi ledakan juga menyebabkan ledakan yang tak terhindarkan yang meledak di sekitar silinder.

Henry menilai belum ada perbaikan signifikan dalam tata kelola perusahaan untuk mencegah bencana serupa terulang kembali. Bahkan, pihak perusahaan disebut tidak tanggung-tanggung soal ledakan kedua ini.

“Saat ini kami belum mengetahui secara pasti apa yang dilakukan PT ITSS, namun saat ini kami sedang memantau kondisi para korban, kedua korban tersebut,” ujarnya.

Sementara korban ledakan kedua tadi malam ada 2 orang yang dirawat di RS Bungku Morowali Sulawesi Tengah.

Kejadian ini menjadi bukti belum adanya perbaikan signifikan yang dilakukan PT ITSS dalam mencegah kecelakaan industri dan melindungi pekerja, sehingga kecelakaan yang sama terulang kembali di area dan tempat yang sama.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA