Bisnis.com, Jakarta – Pasar saham AS dan global menguat pada Kamis (19 September 2024), menyambut siklus penurunan suku bunga bank sentral. Indeks Wall Street mencapai rekor tertinggi.

S&P 500 naik 1,70% pada hari Jumat (20 September 2024) dan ditutup pada level tertinggi sepanjang masa di 5.713,64, menurut Reuters. Nasdaq naik 2,51% menjadi 18.013,98 dan Dow Jones Industrial Average naik 1,26% menjadi 42.025,19.

Penguatan tidak hanya terjadi di Wall Street. Indeks Saham Global MSCI dari 47 negara naik 1,66% menjadi 839,98.

Di Eropa, Stoxx 600 naik 1,38%, FTSE 100 Inggris naik 0,91% dan DAX Jerman naik 1,55%.

Imbal hasil Treasury AS 10-tahun mencapai level tertinggi dua minggu di 3,768%, naik 3,2 basis poin menjadi 3,719% dari 3,687% pada akhir Rabu.

Pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang berakhir Rabu waktu AS, Federal Reserve AS memutuskan untuk menurunkan suku bunga Federal Reserve (FFR) sebesar 50 basis poin dari 5,25-5,5% menjadi 4,75-5%. Memperkuat perekonomian AS.

Federal Reserve telah memangkas suku bunga untuk menjaga perekonomian Amerika tetap stabil, terutama untuk mencegah perlambatan lapangan kerja, menurut laporan Bloomberg, Kamis (19 September 2024). 

“Keputusan The Fed merupakan babak baru bagi pemerintah federal,” kata Bloomberg.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan tidak ada peningkatan risiko resesi. Pejabat bank sentral juga merilis perkiraan suku bunga untuk tahun-tahun mendatang atau grafik titik. 

Perkiraan ini dirangkum dalam Laporan Ringkasan Outlook Ekonomi Federal Reserve (SEP). Dalam laporannya, bank sentral memperkirakan suku bunga acuan akan kembali turun sebesar 0,5 persen atau 50 basis poin pada akhir tahun 2024.

Selain itu, pengurangan sebesar 1 persen atau 100 basis poin dijadwalkan pada tahun 2025. Oleh karena itu, suku bunga The Fed diperkirakan akan berada pada kisaran 4,25-4,5% pada akhir tahun 2025. 

Pemangkasan sebesar 50bp akan berlanjut pada tahun 2026. Oleh karena itu, suku bunga acuan AS pada akhir tahun 2026 diperkirakan sebesar 2,75% hingga 3%. 

Namun The Fed juga memperingatkan bahwa prospeknya tidak pasti. 

“Kemungkinan soft landing tampaknya meningkat karena pengurangan skala besar,” kata Jonathan Cohn, kepala suku bunga AS di Nomura Securities.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.