Bisnis.com, JAKARTA – Tiga emiten BUMN Karya ADHI, PTPP dan WSKT mencatatkan total pembayaran tunai kepada pemasok dan subkontraktor sebesar Rp 18,4 triliun pada semester I/2024.

Jumlah tersebut dibayarkan oleh PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT). Sebagai catatan, PT Wijaya Karya (Persero) tidak masuk dalam daftar tersebut karena belum merilis laporan keuangan kuartal II-2024.

Dimulainya laporan keuangan konsolidasi ketiga emiten tersebut, Sabtu (8/10/2023), ADHI tercatat melakukan pembayaran terbesar yakni Rp 8,79 miliar pada bulan Januari – Juni 2024. Jumlah tersebut meningkat 3,46%. dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan PTPP mengumpulkan pembayaran tunai kepada pemasok dan subkontraktor sebesar Rp6,52 triliun atau berkurang 26,08% dibandingkan tahun lalu. Sedangkan Vaskita Karya menyerap Rp3,08 triliun, turun 44,08% year-on-year.

Pembayaran tunai kepada pemasok dan subkontraktor merupakan salah satu biaya terbesar setelah arus kas dalam aktivitas operasional emiten BUMN Karya.

Misalnya saja ADHI yang mencatatkan penerimaan kas nasabah sebesar Rp 10,23 triliun pada semester I/2024. Namun setelah dikurangi biaya-biaya yang salah satunya pembayaran pemasok, perseroan meraih laba bersih tunai dari aktivitas operasi sebesar Rp 1,070 miliar.

PTPP dan Waskita Karya justru membukukan defisit kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi. PTPP mencatatkan rugi kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp367,97 miliar, sedangkan Vasquita membukukan rugi bersih sebesar Rp1,45 triliun.

Namun selama semester I/2024, ADHI memiliki arus kas sebesar Rp 2,66 triliun atau kurang dari 23,34% per tahun. Di sisi lain, arus kas PTPP meningkat 50,73% menjadi Rp4,32 triliun dan Vasquita mencatatkan Rp1,87 triliun atau meningkat 8,74%.  

KEPERCAYAAN PUBLIK

Perkembangan lainnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo memperkirakan kepercayaan investor terhadap BUMN Karya mulai pulih. Hal ini tercermin dari reaksi pasar terhadap obligasi yang diterbitkan ADHI dan PTPP baru-baru ini.

Kepala Departemen Pemeringkatan Jasa Non Keuangan Pefindo 2, Yogi S. Perdana mengatakan, kepercayaan pelaku pasar terhadap BUMN Karya mulai membaik. Hal ini menghasilkan perbaikan keuangan serta rencana pembayaran baru untuk proyek-proyek yang sedang berjalan.

Seperti diketahui, emiten BUMN Karya kini mendorong pembayaran proyek melalui rencana kemajuan bulanan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang menggunakan metode kunci, artinya pembayaran dilakukan pada saat proyek selesai.

“Sebelumnya BUMN Karya sangat agresif dengan key payment plan dan investasi agresif di tingkat proyek. Sekarang sesuai arahan Kementerian BUMN, kami fokus pada keahlian agar rencana pembayaran dengan pemilik proyek lebih banyak. . masuk akal,” katanya. 

Di sisi lain, Yogi menyatakan, meningkatnya kepercayaan investor terhadap BUMN Karya juga tercermin dari penerimaan obligasi yang diterbitkan ADHI dan PTPP pada semester I/2024.

“Saat ini ada dua emiten Karya yaitu Adhi Karya dan PTPP yang menerbitkan obligasi dengan penerimaan yang sangat baik. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan investor terhadap sektor ketenagakerjaan membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.

Diketahui, ADHI telah menerbitkan obligasi stabil IV tahap pertama dengan jumlah pokok Rp 102,72 miliar. Aksi korporasi ini merupakan rangkaian penawaran umum obligasi stabil IV Adhi Karya dengan target dana Rp 5 triliun.

Sedangkan PTPP menerbitkan Obligasi Tetap IV PTPP Tahap I Tahun 2024 senilai Rp434,62 miliar. Aksi korporasi ini merupakan rangkaian penawaran umum dengan total target Rp3 triliun.

__________

Penafian: berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA