Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) mencatatkan laba bersih Rp 522 miliar pada semester I/2024 ditopang penyaluran pembiayaan sebesar Rp 10,44 triliun.

Di saat yang sama, satu-satunya emiten bank syariah yang fokus pada pemberdayaan masyarakat inklusif atau mereka yang belum tersentuh layanan keuangan formal (unbankable) ini juga berhasil menjaga rasio keuangan yang kuat, termasuk tetap menjaga return on assets (ROA) sebesar 6,6 % dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 50,1%.

Berdasarkan data Statistik Perbankan OJK, imbal hasil aset atau ROA perbankan (bank umum) periode Mei 2024 sebesar 2,56%, dari posisi akhir tahun 2023 sebesar 2,74%. Sementara itu, rasio kecukupan modal minimum perbankan (bank umum) pada Mei 2024 tercatat sebesar 26,17%, dari 27,65% pada Desember 2023.

Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad menyatakan BTPS lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan untuk menjaga kualitas bisnis BTPN Syariah yang ditunjukkan dengan rasio keuangan yang sehat, seperti return on assets dan capital adequacy ratio.

“Kinerja BTPN Syariah tetap terjaga terlihat dari rasio keuangan yang sehat sehingga memberikan peluang bagi BTPN Syariah untuk terus tumbuh di masa depan. Kami bersyukur selektivitas dan penerapan prinsip kehati-hatian dapat menopang kinerja saat ini. kinerja bank yang telah kita bangun selama lebih dari satu dekade,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (26/7/2024) malam.

Fachmy menambahkan, BTPN Syariah terus berupaya memperkuat kualitas pembiayaannya dengan membangun persatuan bagi para nasabah termasuk.

Selain itu, sebagai bagian dari percepatan terwujudnya niat baik nasabah, kata dia, BTPN Syariah juga mengucapkan terima kasih kepada kelompok nasabah perempuan pembiayaan ultra mikro yang telah menunjukkan kekompakan yang kuat untuk lebih membangun karakter berani berusaha, disiplin. , bekerja keras dan saling membantu. (BDKS).

“Impian nasabah BTPN Syariah terwujud dengan berkumpul di rumah nasabah, akhirnya salat berjamaah di depan Ka’bah,” imbuhnya.

BTPN Syariah, sebagai satu-satunya bank syariah yang fokus pada pemberdayaan masyarakat yang belum tersentuh layanan keuangan formal (tidak berbayar), menjadikan perempuan sebagai fokus utama pemberdayaan.

Dalam memberdayakan masyarakat inklusif, BTPN Syariah terus menjalankan fungsinya sebagai bank dengan menghimpun dana dari keluarga sejahtera untuk kemudian disalurkan sepenuhnya ke segmen kredit ultra mikro.

Dengan cara ini, Bank membuka peluang bagi masyarakat umum untuk bekerja sama memberdayakan masyarakat.

Dengan fokus bisnis tersebut, BTPN Syariah membantu pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Hasil survei Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LDUI) terhadap beberapa nasabah BTPN Syariah dengan menggunakan sampling dan monitoring internal BTPN Syariah pada setiap nasabah menunjukkan bahwa nasabah yang mengalami kemiskinan ekstrem terus menurun dan jumlah keluarga dengan anak di sekolah. ditingkatkan.

Waliyah, salah satu koordinator kelompok pengrajin kain Tapis bentukan BTPN Syariah di Dusun Simbaretno, Desa Tanjungrejo, Negeri Katon, Pesawaran, Lampung, dan menjadi nasabah BTPN Syariah sejak tahun 2016 dengan mengambil kredit Rp 2 juta, kini menjadi seorang kolektor kain Tapis dan berhasil memiliki toko. kebutuhan pokok.

“Awalnya saya hanya meminjam Rp2 juta ke BTPN Syariah untuk membuat kain tapis untuk dijual kembali dan hasilnya diserahkan. Kemudian setelah itu pinjaman saya bertambah menjadi Rp5 juta dan pada tahun 2019 saya meminjam Rp10 juta untuk mengembangkan kain tapis dan akan membangun ruko sampai sekarang,” jelasnya, Rabu (24/7/2024).

BTPN Syariah yang didirikan pada tahun 2010 sebagai Unit Usaha Syariah BTPN dan kemudian resmi mengambil nama PT Bank BTPN Syariah Tbk. pada 4 Juni 2020, masuk KBMI 2 (bank dengan modal inti di atas Rp 6 triliun) pada Oktober 2021.

Saat ini BTPN Syariah, emiten dengan kode saham BTPS, memiliki lebih dari 14 ribu karyawan (96% perempuan dan 51% lulusan SMA) yang telah melayani 7 juta nasabah dengan 3,9 juta nasabah aktif di 260 ribu komunitas yang tersebar di 2.600 kecamatan. di 26 provinsi di Indonesia.

Pada semester I/2023, laba bersih BTPS tercatat sebesar Rp752,5 miliar dengan pendapatan Rp2,83 triliun. 

BTPS, salah satu emiten bank syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini memiliki rating Fitch AAA (idn) dengan prospek kuat, terkonfirmasi pada Maret 2024.

Pada akhir perdagangan Jumat (26/7/2024), harga saham BTPS menguat 2,7% ke harga Rp 1.140 dengan kapitalisasi pasar Rp 8,78 triliun.

——————————

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel