Bisnis.com, JAKARTA — BRI Danareksa Sekuritas sependapat dengan pandangan PT Timah Tbk yang menilai pertambangan logam kelebihan bobot. (TINS) dan PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) boxer atau atasan kasur.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Timotei Vijaya, menilai harga produk turunan timah dan nikel akan bertahan pada level jangka panjang karena kurangnya pasokan dari beberapa eksportir besar seperti Myanmar.
Selain itu, pengiriman timah murni atau timah poles Tiongkok turun 6% bulan ke bulan karena adanya penyesuaian pengiriman timah mentah dari Myanmar, kata Timothy.
Akibatnya, impor timah mentah Tiongkok turun lagi sebesar 6% bulan ke bulan, sementara produksi timah murni turun 31% bulan ke bulan.
Di sisi lain, ekspor timbal Indonesia meningkat dengan ekspor nasional sebesar 14.900 ton pada kuartal III, terutama berasal dari penjualan ke smelter swasta, kata Timothy dalam laporan riset yang dipublikasikan, Minggu (27/10/2024).
BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan TINS akan unggul pada kuartal III 2024 setelah harga spot di London Metal Exchange (LME) tetap stabil di level US$30.000 per ton.
Sementara itu, BRI Danareksa Sekuritas membenarkan pertumbuhan permintaan baja tahan karat terhenti pasca libur Golden Week Tiongkok. Tren tersebut belakangan mendorong harga bottom pig iron (NPI) ke level tertinggi tahun ini di angka US$12.800 per ton.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyetujui kuota penambangan bijih terbaru di blok Weda Bay milik perusahaan patungan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) 10%, Eramet 38% dan Tingshan 51%.
Kementerian Mineral dan Batubara telah menyetujui Perubahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKAB) sebanyak 32 juta ton untuk periode 2024 hingga 2026.
Kuota Probus berada di bawah target sebesar 44 juta ton pada tahun 2024. Sedangkan Teluk Weda merupakan salah satu tambang nikel terbesar di Indonesia.
“Kami ingin NCKL berusaha dan menempatkan kekuatan terbesar NCKL di bidang ini karena kemungkinan besar akan mendapatkan keuntungan dari penguatan harga NPI lagi,” ujarnya.
BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan pembelian saham TINS dengan target harga Rp 1.400 per saham. Selain itu, NCKL atau Harita Nickel juga direkomendasikan untuk dibeli dengan target harga Rp 1.300 per saham.
Selain itu, BRI Danareksa Sekuritas juga memberikan rating beli kepada PT Merdeka Arum Aeris Tbk. (MDKA) dengan target harga Rp 3.000 per saham, PT Merdeka Battle Materials Tbk. (MBMA) dengan target harga Rp 650 per saham dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dengan target harga Rp 2.000 per saham.
Sedangkan untuk PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) BRI Danareksa Sekuritas mendapat rekomendasi beli Rp 5.700 per saham.
Penafian: Pesan ini bukan merupakan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA