Bisnis.com, Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Atau BRI (BBRI) membeberkan strateginya untuk menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL) pada akhir tahun 2024.

Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudyarto mengatakan NPL mampu turun menjadi 2,9 persen pada kuartal III 2024 dari 3,07 persen pada periode yang sama tahun lalu.

“Ini sesuai dengan panduan kami yang kurang dari 3 persen,” ujarnya dalam siaran pers virtual. Konferensi pemaparan kinerja BRI triwulan III tahun 2024. (30/10/2024).

Pada fase front-end, BRI memberdayakan proses pemesanan (komitmen) kredit baru dan pemantauan kredit yang sudah ada.

Menurut Agus, hal tersebut akan dilakukan terutama mulai awal kuartal II 2024 dengan pengetatan beberapa kriteria peminjam baru.

Langkah ini merespons kenaikan rasio NPL yang mencapai 3,27% pada kuartal I 2024. “Pada kuartal I tahun ini kita tahu rasio NPL mengalami peningkatan,” jelasnya.

Dengan perbaikan tersebut, tidak hanya NPL tetapi juga indeks risiko kredit (loan at risk/LaR) berhasil diturunkan pada akhir tahun, kata Agus. LaR BRI diturunkan menjadi 11,66% pada September 2024 dari sebelumnya 13,8%. 

Sedangkan BRI mencatatkan laba konsolidasi sebesar Rp45,06 triliun pada tahun 2024, naik 2,43% dari Rp43,99 triliun pada September 2023. 

Setelah memasukkan kepentingan nonpengendali, laba BRI mencapai Rp45,36 triliun dibandingkan Rp44,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Selain itu, laba BRI dari perbankan saja mencapai Rp41,67 triliun. Realisasi ini meningkat 6,8% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 39 triliun dolar.

Secara konsolidasi, BRI melaporkan pendapatan bunga sebesar Rp148,79 triliun pada triwulan III 2024, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp131,89 triliun.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel