Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengatur Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat adanya penyesuaian besaran alokasi solar bersubsidi sebesar 3.224.734 kiloliter (KL) antara Januari hingga Oktober 2024.

Anggaran subsidi yang bisa dihemat dengan penyesuaian tersebut sekitar Rp 25,6 miliar. 

“Kalau dihitung total penghematannya, mengingat selisih subsidi dan harga keekonomian adalah 7.940 rupiah, maka sekitar 25,6 miliar rupiah,” kata Kepala BPH Migas Erica Retnovati saat rapat dengan Panitia Pelaksana XII DPR RI. Senin (18 November 2024).

Dijelaskannya, salah satu tugas dan fungsi BPH Migas adalah mengendalikan penyaluran bahan bakar minyak (MBM). Sementara itu, BPH Migas akan melakukan pengecekan volume penyaluran bahan bakar jenis tertentu (JBT) dan jenis bahan bakar khusus distribusi (JBKP).

Erika merinci, besaran penyesuaian sebesar Ksh 3.224.734 adalah KL 2.338.611 untuk angkutan darat, KL 6.026 untuk kereta api, KL 2.643 untuk perikanan, dan KL 877.454 untuk angkutan laut.

Lebih lanjut, Erika mengatakan besaran penyesuaian tersebut berasal dari hasil pemeriksaan on-board seluruh distribusi yang dilakukan di 6.428 SPBU. Selain itu, data diperoleh dari hasil bench test terhadap sampel 645 distributor.

Kriteria pemilihan pengambilan sampel lapangan didasarkan pada hasil data rutin kelompok pemantau distributor JBT BPH Migas, pengaduan masyarakat, dan pemberitaan media.

“Kita lakukan di 645 SPBU, kita lakukan uji sampling. Jadi samplingnya bisa analisis data, pengaduan masyarakat, serta pemberitaan media cetak dan elektronik,” kata Erica.

Selain itu, pihaknya juga memeriksa 195 kamera pengintai di SPBU. Hal ini merupakan kelanjutan dari ketersediaan lembaga distribusi yang berpotensi melebihi kuota JBT pada tahun ini.

“Kemudian kami juga memeriksa kamera CCTV di 195 diler, tidak ada peluang bagi distributor untuk melebihi kuota,” kata Erika.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA