Bisnis.com, Jakarta – Garibaldi “Boy” Tohir masih memiliki kartu truf yang menjadi kunci ke mana arah saham Adaro Energy (ADRO). Bisakah Adaro meniru kenaikan saham BREN yang dilakukan Prajogo?

Seperti diketahui, saham ADRO kehilangan nilainya pada bulan lalu akibat kampanye penjualan pasca dividen. Dalam sebulan terakhir, komponen stok energi terkoreksi 5,23%. Namun, perusahaan batubara Garibaldi “Boy” Thohir yakin pergerakan saham Adaro belum menunjukkan kekuatan penuhnya.

Berbicara kepada tim, Chairman dan CEO ADRO mengatakan, kinerja suatu saham dipengaruhi oleh sejarah dan fundamental perusahaan. Boy Thohir menilai saham Adaro masih memiliki fundamental dan cerita yang belum terwujud.

“Menurut saya, harga saham itu cerita dan fundamental. Investor harus bisa memahami apa yang akan terjadi ke depan dan apa fundamentalnya,” kata Boy Tohir, Selasa (25 Juni 2024).

Sedangkan bagi Adaro, Bui mengaku masih memiliki kartu truf yang bisa membalikkan kinerja fundamental perusahaan. Ia menggambarkannya sebagai “karya baru Adaro yang dapat menggerakkan jarum”, yaitu. H. Pendapatan ini menggantikan sebagian besar pendapatan yang kini berasal dari penjualan batu bara.

Bui Tohir meyakini mega proyek energi terbarukan ADRO saat ini, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kalimantan Utara, akan menjadi proyek yang mendukung Adaro di masa depan. Pasalnya, dia yakin bisnis batu bara suatu saat akan suram. 

Oleh karena itu Bui Tohir melihat peluang dalam proyek pembangkit listrik tenaga air besar-besaran, yang terbesar di Indonesia dengan output 1,4 gigawatt. Di sisi lain, ia mengatakan para pelaku usaha di seluruh dunia didorong untuk menghasilkan produk ramah lingkungan mulai dari tahap awal hingga akhir produksi. 

“Kami memilih Hydro. Kami ingin bisnis inti [green business] di bidang pembangkit listrik tenaga air. Jika kita bisa membangun PLTA 1,4 gigawatt, itu akan menjadi yang terbesar di Indonesia,” kata Bui Tohir.

Pembangkit listrik tenaga air utama di Mentarang, Kalimantan Utara, dimiliki oleh PT Kayan Hydropower Nusantara (KHN), yang sahamnya dimiliki oleh ADRO bersama dengan PT Kayan Patria Pratama dan Sarawak Energy Berhad di bawah kolom Adaro Green. 

Menurut Bui Tohir, pengembangan PLTA ini menarik karena bertepatan dengan pengembangan kawasan industri hijau di Kalimantan Utara. Pembangkit listrik tenaga air ini diyakini akan menjadi keuntungan bagi investor di masa depan.

“Anda bilang Kalimantan Utara punya pembangkit listrik tenaga air terbesar. Pengusaha semut juga tahu di mana mendapat gula kan, pasti datang,” kata Bui Thohir.

Sekadar informasi, pada penutupan perdagangan Selasa (25 Juni 2024), saham ADRO ditutup menguat di Rp 2.710 per saham. Saham ADRO tercatat naik 13,87% year-to-date. 

Saham ADRO juga menjadi incaran investor asing. Investor asing sudah memborong saham ADRO senilai Rp 779,8 miliar sejak awal tahun. 

Mengacu pada rasio price to earnings (PER) dan price to book value (PBV), saham ADRO termasuk saham yang masih dinilai murah di pasaran. PER sebesar 3,54 dan PBV sebesar 0,77 ditetapkan untuk ADRO.

Sekadar mengingatkan, nilai PER kurang dari 10x dan nilai PBV kurang dari 1x biasanya dijadikan acuan mudah untuk menilai apakah suatu saham tergolong murah atau terdiskon. 

————-

Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Untuk berita dan artikel lainnya, kunjungi Google Berita dan WA Channel