Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) Benji Yap mengatakan partainya adalah organisasi yang membela hak asasi manusia sebagai landasan bisnis, mengutuk genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

“Kami mengutuk segala bentuk kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah dan menentang genosida atau agresi dalam bentuk apa pun,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa (18/06/2024).

Ia menambahkan, Unilever Indonesia akan terus berupaya membantu dan menjalin kerja sama dengan mitra korporasi. Langkah ini sudah diambil perusahaan sejak awal tahun.

Pada 16 Februari 2024, Unilever Indonesia bekerja sama dengan Gerakan Pemuda (GP) Ansor mendorong transformasi model bisnis kedua belah pihak selama lima tahun ke depan, termasuk peralihan dari teknologi ke sumber daya manusia.

Unilever sebelumnya juga telah bermitra dengan Kementerian Agama untuk meningkatkan layanan kesehatan dan membantu dunia usaha memperluas kemampuan desa untuk membayar zakat.

Langkah lain yang dilakukan perseroan adalah mempererat kerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (NU Care-LAZISNU) pada Hari Gizi Nasional 2024.

Pada awal Januari 2024, Unilever juga menyumbangkan donasi kemanusiaan sebesar Rp1,5 miliar kepada NU Care-LAZISNU untuk membantu masyarakat yang terkena dampak konflik kemanusiaan.

Benji Yap mengatakan pada November-Desember 2023, perseroan menghadapi tantangan eksternal yang tidak terduga, yakni penyebaran misinformasi terkait situasi geopolitik.

Hal ini juga mempengaruhi kinerja bisnis dan operasional perusahaan, sehingga penjualan domestik UNVR sebesar -5,2% pada tahun lalu. Dampaknya, laba bersih perseroan turun 10,51% year-on-year (YoY) menjadi Rp 4,8 triliun pada 2023.   

“Upaya kami bertujuan untuk menjernihkan informasi yang menyesatkan secara konsisten,” katanya dalam pernyataan perusahaan yang dikutip pada awal tahun 2024.

Benji mengatakan, pihaknya mampu mengatasi situasi tersebut melalui berbagai inisiatif untuk mengedukasi konsumen mengenai hoaks. Alhasil, penjualan Unilever Indonesia disebut pulih hingga 92% dari level normal per Januari 2024.

 

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA.